Pengubahan Sterol/Stigmasterol dalam Blothong Menjadi Bahan Obat (Tahap II)

Setelah berhasil mengisolasi kandungan sterol yang ada didalam blothong yang secara rinci telah di laporkan, pada penelitian tahap pertama, baik pabrik gula mana yang mengandung sterol terbanyak maupun macam sterol apa yang kita dapatkan maka tahap selanjutnya adalah meneliti bisakah bakteri te...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Ediati, Ediati, Suharni, Th Tri, Sasmito, Sasmito, I.H., Moh Makin
Format: Other NonPeerReviewed
Language:English
Published: PAU Bioteknologi UGM 1989
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/275590/1/nurhayati_201307187_ediati%20%20%20GAAAMBAAAAR.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275590/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Setelah berhasil mengisolasi kandungan sterol yang ada didalam blothong yang secara rinci telah di laporkan, pada penelitian tahap pertama, baik pabrik gula mana yang mengandung sterol terbanyak maupun macam sterol apa yang kita dapatkan maka tahap selanjutnya adalah meneliti bisakah bakteri tertentu mengubah sterol tersebut menjadi prekursor pembuatan steroid kontrasepsi oral. Bahan baku yang menjadi prekursor yang dimaksudkan adalah AD atau ADD yang mana produk ini merupakan hasil biokonversi yang dilakukan dengan bakteri tertentu yaitu mycobacterium fortuitum atau mycobacterium lain yang sefamili. Untuk yang terakhir ini peneliti sangat tertarik disamping menganalisis produk apa yang terjadi. Juga disini diteliti bakteri strain mana yang paling banyak menghasilkan produk tersebut. Dari empat jenis bakteri yang di teliti, yaitu mycobacterium fortuitum, mycobacterium kansassii, mycobacterium scotochromogen, dan mycobacterium nonfoto chromogen dapat di tarik kesimpulan bahwa yang paling banyak menghasilkan produk adalah mycobacterium fortuitum. Produk yang di hasilkan oleh ke empat bakteri adalah androstendion (AD). Sedang amobilisasi menggunakan dua metoda., yaitu metoda adsorpsi dan metoda jeratan. Metoda jeratan menggunakan natrium alginat, agarose dan poliakrilamid. Dari teknik amobilisasi, hasil yang terbaik adalah metoda jeratan dengan menggunakan natrium alginat, dengan waktu 15 hari.