REINTERPRETASI GEOKIMIA MANIFESTASI AIRPANAS GUNUNG PANDAN

Pada tahun 2014 dan 2018 beberapa penelitian yang membahas mengenai manifestasi air panas Gunung Pandan memiliki perbedaan dalam interpretasinya. Dalam paper kali ini dilakukan reinterpretasi dengan penambahan titik baru pengambilan sampel air panas. Metode geokimia dalam eksplorasi panas bumi, dima...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Lekatompessy, Kenny, Arhananta, Arhananta, Rengganis, Shandika, Marbun, Ardiansyah
Format: Conference or Workshop Item PeerReviewed
Language:English
Published: 2019
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/275735/1/C041UNP.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275735/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Pada tahun 2014 dan 2018 beberapa penelitian yang membahas mengenai manifestasi air panas Gunung Pandan memiliki perbedaan dalam interpretasinya. Dalam paper kali ini dilakukan reinterpretasi dengan penambahan titik baru pengambilan sampel air panas. Metode geokimia dalam eksplorasi panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui jenis manifestasi, dan karakteristik senyawa kimia dalam manifestasi dan distribusi anomali senyawa kimia tertentu secara lateral yang diperkirakan berhubungan dengan temperatur, pH, dan debit. Berdasarkan hasil pengeplotan pertama dihasilkan data kimia air ke dalam diagram terniary Cl-SO4-HCO3 tipe fluida panas bumi pada pada daerah penelitian adalah immature waters dan peripheral waters. Pada sampel Jari (SG), Selogajah (SG2), Banyukuning (PNC) masuk ke dalam zona immature waters yang menandakan bahwa fluida pada daerah ini telah dipengaruhi dan didominasi oleh air meteorik tetapi untuk sampel Jari (SG) jenis fluida berasal dari chloride water karena tingginya presentase unsur Cl daripada presentase unsur HCO3, serta pada sampel Selogajah (SG2), Banyukuning (PNC) jenis fluida adalah bicarbonate water karena presentase unsur HCO3 lebih tinggi dari pada presentase unsur Cl. Pada sampel Banyukuning (SNG1), Banyukuning (SNG2), Jarikasinan (JRK), Jarikasinan (JRK2), Banyukuning (BKN2), Lumpur Jari (LJ) masuk kedalam zona peripheral waters yang diasumsikan sampel telah mengalami reaksi dengan CO2 dibawah permukaan. Pada sampel yang masuk pada zona ini jenis fluida dikategorikan sebagai bicarbonate water. Kemudian berdasarkan analisa data kimia dalam Terniary Diagram Na – K – Mg masuk kedalam zona immature waters sehingga dapat diinterpretasikan fluida pada daerah penelitian bukan berasal langsung dari reservoir melainkan fluida yang berinteraksi dengan air meteorik dan diinterpretasikan sebagai zona outflow pada suatu sistem panas bumi daerah penelitian. Kemudian, berdasarkan Terniary Diagram Cl-100/Li-25/B (Giggenbach, 1988 daerah penelitian diinterpretasikan bahwa lingkungan pembentukan fluida daerah peneltian berasal dari lingkungan vulkanik dengan jenis litologi seperti riolit atau andesit dan berasal dari area basaltik yang ditandai oleh komposisi unsur Li < 0,1 mg/kg.