Pengunaan Prototype Gudang – Pengering Gabah Energi Surya sebagai Pengganti Lantai Jemur Ditingkat Petani Produsen
Kenaikan produksi paagan khususnya beras kelihatan meningkat secara mantap. Akan tetapi penyusutan dan kehilangan pada penanganan lepas panen juga diakui cukup tinggi. Sebagian penyusutan dan kehilangan pada penanganan lepas panen terjadi pada proses pengeringan dan penyimpanan. Pada umumnya us...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada
1984
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/275858/1/supriyanto_201309276_peni%20setyawati%20krng%20hal%2012.pdf https://repository.ugm.ac.id/275858/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Kenaikan produksi paagan khususnya beras kelihatan
meningkat secara mantap. Akan tetapi penyusutan dan kehilangan
pada penanganan lepas panen juga diakui cukup tinggi.
Sebagian penyusutan dan kehilangan pada penanganan lepas panen
terjadi pada proses pengeringan dan penyimpanan.
Pada umumnya usaha pengeringan yang dilakukan oleh
para petani produsen adalah dengan cara penghamparan gabah
hasil panen dihalaman rumah/dipinggir jalan, sehingga
dapat terkena sinar matahari.
Pengangkutan gabah dari rumah kehalaman dan sebalilknya, serta gangguan binatang/lalu lintas (bila dilakukan dipinggir
jalan), dapat mengakibatkan gabah yang dijemur hilang/susut
sekitar 10 - 25 persen.
Untuk memperkecil kehilangan gabah serta efisiensi dalam pendayagunaan tenaga manusia dibuat prototype gudang pengering. Gudang pengering ini akan dapat berfungsi sebagai gudang pada malam hari atau pada saat gabah sudah cukup memenuhi syarat untuk disimpan terus dan juga dapat berfungsi sebagai lantai penjemur pada saat gabah tersebut sedang dikeringkan tanpa memindahkan gabah tersebut.
Dari hasil pengujian prototype gudang pengering energi surya ini diperoleh bahwa keceoatan pengeringan lebih lama dibanding dengan pengeringan cara tradisionil. Hal ini dikarenakan ketebalan lapisan yang jauh berbeda. pada penjemuran cara tradisionil ketebalan lapisan maksimum 4 cm.
Sehingga untuk berat gabah yang sama pada penjemuran cara
tradisionil memerlukan tempat yang lebih luas.
Analisa prosentase beras pecah kulit pada ketebalan
lapisan 25 cm lebih besar dibanding pada ketebalan 15 cm.
Akan tetapi bila dibandingkan dengan hasil penjemuran cara
tradisionil hasil penelitian ini masih lebih baik.
Pengeringan dengan prototype gudang ini yang dapat juga dipakai sebagai tempat penyimpanan lebih muda dikelola. |
---|