Konsep Litostruktural untuk Penentuan Trend Mineralisasi Epithermal dengan Aplikasi Analisa Lineament Density di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur

Eksplorasi adalah kegiatan yang membutuhkan waktu lama, dana besar dan juga dilakukan di wilayah yang luas, sehingga dibutuhkan metode yang lebih cepat dan lebih tepat. Penerapan Lineament Density Analysis (LDA) dengan menggunakan perangkat lunak pada komputer, dapat digunakan untuk mempercepat penc...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Nugraha, Andhika, Taftazani, Maulana Abror, Azhim, Muhammad Fauzil, Pratama, Yogy
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: 2019
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/276333/1/F051UNP.pdf
https://repository.ugm.ac.id/276333/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Eksplorasi adalah kegiatan yang membutuhkan waktu lama, dana besar dan juga dilakukan di wilayah yang luas, sehingga dibutuhkan metode yang lebih cepat dan lebih tepat. Penerapan Lineament Density Analysis (LDA) dengan menggunakan perangkat lunak pada komputer, dapat digunakan untuk mempercepat pencarian mineralisasi pada tahap regional bahkan ke semi-detail. Konsep penerapan LDA adalah pendekatan terhadap konsep mineralisasi litokstruktural, sebagai faktor keberadaan mineralisasi di area tertentu. Peneliti menerapkan metode ini untuk daerah Trenggalek, Jawa Timur yang merupakan bagian dari segmen pegunungan selatan yang didominasi oleh gunung berapi Oligo-Miosen. Dalam studi ini metode yang penulis gunakan adalah studi literatur, membuat garis kelurusan dan peta kerapatan kelurusan dalam 12 grid berukuran 5x5 km dengan membagi tingkat kerapatan kelurusan menjadi lima kelas menggunakan perangkat lunak GIS, serta menentukan arah umum dengan perangkat lunak RockWork. Kemudian, hasil analisis adalah arah urat dan jenis sedimen yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara kelurusan yang ada dan mineralisasi yang terkait dengan intrusi dan dipengaruhi oleh struktur regional, terutama untuk jenis epitermal. Kepadatan tertinggi relatif terhadap persimpangan struktur, yaitu kelas 4-5. Arah umum dalam penyelarasan setiap grid menunjukkan arah relatif utara-selatan, timur laut-barat daya, barat laut-tenggara, dan barat-timur. Arah umum menunjukkan kesamaan dengan sesar yang ada di wilayah tersebut, seperti Sesar Puger, Sesar Kambengan, Sesar Ngajaran dan Sesar Normal. Karakteristik yang berbeda dari masing-masing kotak dapat berupa dua kategori yang ditunjukkan di blok utara dan selatan. Karakteristik ini didasarkan pada hasil pencocokan, ada korelasi positif antara arah dan kerapatan kelurusan dengan geologi, data urat, ekspresi permukaan seperti flat tops;bukit kerucut;silica caps;breksi silika;dimensi luas atau sempit, dan jenis endapan seperti Epithermal IS; HSE; PCD; Jasperoid/Skarn. Blok Utara diwakili oleh prospek Jombok; Dalangturu; Suruh; Gregah; Kojan; Sumber Bening; Timahan; Bogoran; sedangkan Blok Selatan diwakili oleh wilayah prospek Bulutoro; Setul; Singgahan; Jerambah. Beberapa daerah juga diharapkan memiliki karakteristik yang sama dengan salah satu blok yang ada, seperti Munjungan dan Sambit.