Case Report: Diagnosis dan Terapi Helminthiasis pada Kucing
Ancylostomiasis dan Diphylidiasis masih banyak ditemukan pada kucing dan dapat menyebabkan kematian. Suatu diagnosa dan terapi terhadap kucing penderita Ancylostomiasis dan Diphylidiasis telah dilakukan dan dilaporkan sebagai studi kasus. Hasil anamnesis adalah sejak dua minggu sebelum diperiksa fec...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Conference or Workshop Item PeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
2012
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/277230/1/Full%20paper-Indarjulianto%20dkk-2011_Heminthiasis%20Kucing_Semnas-PPDH-FKH-UGM.pdf https://repository.ugm.ac.id/277230/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Ancylostomiasis dan Diphylidiasis masih banyak ditemukan pada kucing dan dapat menyebabkan kematian. Suatu diagnosa dan terapi terhadap kucing penderita Ancylostomiasis dan Diphylidiasis telah dilakukan dan dilaporkan sebagai studi kasus. Hasil anamnesis adalah sejak dua minggu sebelum diperiksa feces kucing lembek. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan gejala klinis yang menciri adalah anus kotor dengan feses lembek berwarna coklat disertai darah. Hasil pemeriksaan laboratorik terhadap feses didapatkan telur cacing Ancylostoma sp. dan Diphylidium sp. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan laboratoris, kucing didiagnosa menderita helminthiasis dengan prognosa fausta. Kucing dengan berat badan 3 kg diberikan injeksi Dypenhydramine HCl 0,3 cc, injeksi vitamin B-complex 0,3 cc dan tablet Pyrantel pamoate 30 mg pada hari pertama, gabungan antara Praziquantel dan Pyrantel sebanyak ¾ tablet pada hari ke-7. Pemeriksaan hari ke-17 didapatkan bahwa kucing sudah sembuh dari cacingan baik secara fisik maupun laboratorik. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa kucing penderita helminthiasis dapat disembuhkan dengan obat Praziquantel dan Pyrantel. |
---|