PENATALAKSANAAN FRAKTUR VERTIKAL MAKSILA KANAN YANG MENGALAMI MALUNION DAN MALOKLUSI AKIBAT TRAUMA PADA BALITA

ABSTRAK Seorang anak perempuan berumur 27 bulan datang ke poli bedah mulut RSGMP Prof. Soedomo pada tanggal 10 Juni 2008 atas rujukan dari sebuah rumah sakit di Madiun, dengan keluhan tidak dapat mengunyah makanan akibat kecelakaan lalu-lintas yang dialaminya 10 hari yang lalu. Pasien telah dirawat...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2010
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/27731/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=10794
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:ABSTRAK Seorang anak perempuan berumur 27 bulan datang ke poli bedah mulut RSGMP Prof. Soedomo pada tanggal 10 Juni 2008 atas rujukan dari sebuah rumah sakit di Madiun, dengan keluhan tidak dapat mengunyah makanan akibat kecelakaan lalu-lintas yang dialaminya 10 hari yang lalu. Pasien telah dirawat di rumah sakit tersebut selama 5 hari dan telah dilakukan foto kepala serta pemeriksaan laboratorium, tetapi belum dilakukan tindakan pada trauma wajahnya karena tidak adanya dokter ahli yang menanganinya. Kasus fraktur vertikal maksila kanan pada balita ini, penanganannya terlambat yang mengakibatkan terjadinya osifikasi dimana menyebabkan malunion dan maloklusi tetapi tidak menyebabkan keluhan sakit, sehingga direncanakan operasi reduksi terbuka melalui pembedahan dengan fiksasinya menggunakan plat akrilik rahang atas yang mempunyai enam lubang tempat untuk mengikat plat akrilik dengan tulang maksila yang sudah dipersiapkan sebelumnya dengan tujuan agar tidak terjadi relaps. Setelah 2 bulan pasca operasi tampak oklusi kembali seperti semula dan pasien dapat mengunyah kembali terbukti dengan peningkatan kuantitas dan kualitas makan dari pasien karena fungsi pengunyahan dan oklusi yang sudah membaik, dapat terlihat dari kenaikan berat badan dan tidak adanya rasa sakit pada saat pengunyahan serta tidak adanya deviasi pada saat artikulasi rahang atas dan rahang bawah, demikian juga pada midline dalam keadaan lurus. Bila dilihat dari sudut pandang estetika, sudah terlihat bentuk wajah yang simetris dari pada pasien tersebut tetapi hal ini masih perlu pengamatan lebih jauh lagi oleh karena itu diharapkan pasien untuk kontrol kembali pad a usia 6 tahun. 'J Ked Gi, April 2010