Pembinaan Jiwa Kewiraswastaan Pemuda melalui Kelompok Swadaya Masyarakat
Kelompok swadaya Masyarakat (KSM) adalah sekumpulan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang mengalami keterbatasan dalam modal, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi berprestasi. Berbagai pembinaan sudah diberikan kepada KSM oleh instansi-instansi terkait di antaranya Bank Perkreditan Rakyat (...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Psikologi UGM
1996
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/278042/1/Pembinaan%20Jiwa_Neiia%20Ramdhani_1996.pdf https://repository.ugm.ac.id/278042/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Kelompok swadaya Masyarakat (KSM) adalah sekumpulan masyarakat yang berpenghasilan rendah, yang mengalami keterbatasan dalam modal, keterampilan, pengetahuan, dan motivasi berprestasi. Berbagai pembinaan sudah diberikan kepada KSM oleh instansi-instansi terkait di antaranya Bank Perkreditan Rakyat (BPR), tetapi pelatihan tersebut belum diteliti efektivitas pelatihan manajemen KSM untuk meningkatkan motivasi berprestasi pada anggota KSM.
Dua KSM berpartisipasi dalam penelitian ini. Masing-masing beranggotakan 15 orang. Kedua KSM mempunyai usaha dan lama berdiri relatif sama. KSM pertama diberi pelatihan manajemen KSM yang dilaksanakan oleh BPR, sedangkan KSM kedua sebagai waiting list. Pelatihan dilakukan oleh BPR bekerja sama dengan peneliti. Pelatihan manajemen SKM dilakukan selama 3 (tiga) hari @ 10 jam. Sebulan setelah penelitian berakhir, kedua kelompok mendapatkan pembinaan tata laksana kelompok selama 1 (satu) jam. Pengukuran dilakukan sebelum dan sebulan sesudah penelitian. Pengukuran dilakukan dengan Skala Motivasi Berprestasi (SMP) dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t.
Dari analisis yang dilakukan diperoleh hasil bahwa ada perbedaan motivasi berprestasi antara KSM yang mendapat pelatihan manajemen KSM dengan KSM yang tidak mendapat pelatihan. Motivasi berprestasi pada KSM yang mendapat pelatihan lebih tinggi daripada motivasi KSM yang belum atau tidak mendapat pelatihan. Hasil observasi mempelihatkan bahwa intensitas pertemuan yang dilakukan KSM yang mendapat pelatihan kewiraswastaan lebih kuat daripada kelompok yang belum mendapat pelatihan menejemen KSM. |
---|