Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial
Permasalahan yang banyak dialami rremaja dari masa ke masa masih seputar kesulitan dalam membina hubungan sosial atau kesulitan bergaul. Hal ini terbukti dari data-data yang masuk di Biro Konsultasi Psikologi, bahwa hampir 80 % remada datang dengan masalah pokok yaitu kesulitan membina hubungan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Psikologi UGM
1993
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/278697/1/Perubahan%20Perilaku%20Dan%20Konsep%20Diri%20Remaja%20Yang%20Sulit%20Bergaul..._Neila%20Ramdhani_1993.pdf https://repository.ugm.ac.id/278697/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
id |
id-ugm-repo.278697 |
---|---|
record_format |
dspace |
institution |
Universitas Gadjah Mada |
building |
UGM Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
UGM Library |
collection |
Repository Civitas UGM |
language |
English |
topic |
Other Psychology and Cognitive Sciences |
spellingShingle |
Other Psychology and Cognitive Sciences Ramdhani, Neila Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
description |
Permasalahan yang banyak dialami rremaja dari masa ke
masa masih seputar kesulitan dalam membina hubungan sosial
atau kesulitan bergaul. Hal ini terbukti dari data-data
yang masuk di Biro Konsultasi Psikologi, bahwa hampir 80 % remada datang dengan masalah pokok yaitu kesulitan membina
hubungan sosial ini. Kesulitan ini dapat meningkat ke kesulitan dalam penyesuaian. Masalah ini sangat mengganggu dan memprihatinkan. Para ahli dalam bidang psikologi klinis mengemukakan bahwa kesulitan penyesuaian dapat dijadikan prdiktor bagi terjadinya gangguan jiwa di masa kehidupan individu selanjutnya (Sanchez dan Lewinsohn. dalam Jupp dan Griffiths, 1990).
Ketrampilan sosial sesungguhnya adalah kunci dalam menentukan apakah seseorang itu mampu membina hubungan osial atau tidak. Dengan memiliki ketrampilan sosial individu dapat menyesuaiakan dengan masyarakat disekitarnya (Calhoun dan Acocella, 1991). Ketrampilan sosial dapat membantu individu dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada hampir segala situasi.
Pelatihan ketrampilan psikologik akhir-akhir ini semakin meningkat penggunaannya dalam membantu individu dengan masalah-masalah penyesuaian. Pelatihan ketrampilan sosial merupakan salah satu dari bentuk pelatihan ketrampilan psikologik ini. Pelatihan ketrampilan sosial mengajarkan cara-cara menghadapi beberapa situasi yang dianggap
sulit. Dalam pelatihan ketrampilan sosial diminta untuk menonton film yang memuat beberapa adegan berhubungan dengan orang lain yang sering dipakai dalam kehidupan sehari—hari. Contoh—contoh adegan ditampilkan, kemudian subjek diminta untuk berlatih memerankannya dalam situasi yang lain. Sebelum dipakai sebagai contoh atau modul, film pelatihan ketrampilan sosial ini telah diuji reliabilitasnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perubahan perilaku dan konsep diri remaja yang sulit
bergaul setelah mereka mendalani pelatihan ketrampilan
sosial.
Dua puluh empat subdek penelitian ditentukan random dari sejumlah 48 subdek yang memenuhi persyaratan.
Mereka dibagi mendadi dua kelompok berdasarkan kesanggupan
hadir pada dadual pelatihan yang telah ditentukan, yaitu 12 orang kelompok eksperimen dan 12 orang kelompok kontrol. Usia subdek penelitian adalah 16-18 tahun. Kedua kelompok subjek tersebut homogen, yang ditunjukkan oleh tidak adanya perbedaan skor Skala Tingkah Laku Sosial (STLS) dan Skala KOnsep Diri (SKD) (P > 0.05).
Pengukuran dilakukan dengan menggunakAn STLS dan SKD yang disajikan pada awal pelatihan, akhir pelatihan, dan tindak lanjut 11 minggu berikutnya. Untuk kepentingan analis individual dan diskusi hasil penelitian, pada setiap pertemuan dilakukan rating terhadap penampilan masing-masing subjek oleh pelatih I, pelatih II, dan observer.
Analisis yang digunakan adalah analisis varians. Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sekor STLS dan SKD pada awal dan akhir pelatihan, dan 11 minggu berikutnya. Analisis iiuga dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sekor skala-skala tersebut antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Dari perhitungan yang dilakukan ternyata ada perubahan
perilaku yang ditunduk oleh STLS, dan konsep diri yang ditun^juk oleh SKD pada awal dan akhir pelatihan (P < 0,01). Ada perbedaan sekor STLS dan SKD antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada akhir pelatihan, dan periode tindak lanjut (P < 0.01).
Hasil penelitian ini menundukkan bahwa pelatihan ketrampilan sosial yang disa^jikan efektif dalam mengubah perilaku dan konsep diri remada yang sulit bergaul. Hasil tersebut adalah analisis terhadap sekor-sekor dari skala yang didisi oleh subjek penelitian. Bagaimanapun, penilaian observasi yang dilakukan oleh pelatih I, pelatihan II, dan observer tidak dapat diabaikan begitu saja. Peningkatan skor observasi terlihat menyolok pada sebagian besar subjek. Sementara itu pada sebagian kecil subdek pelatihan (2 orang) sekor tersebut terlihat cenderung menurun. Hal ini dapat ditindau dari pengambilan kesempatan yang dilakukan subdek pelatihan. Semakin banyak atau semakin besar kesempatan yang dimanfaatkan subjek akan semakin besar pula manfaat yang diperoleh . Perubahan perilaku yang searah dengan perubahan konsep diri mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Jupp
dan Griffiths (1990), bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor penentu bagi kemampuan individu dalam bergaul.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini efektif untuk meningkatkan kemampuan bergaul remaja yang sulit bergaul, dan dengan meningkatnya konsep diri, kemampuan remaoa untuk bergaul ouga akan meningkat. |
format |
Other NonPeerReviewed |
author |
Ramdhani, Neila |
author_facet |
Ramdhani, Neila |
author_sort |
Ramdhani, Neila |
title |
Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
title_short |
Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
title_full |
Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
title_fullStr |
Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
title_full_unstemmed |
Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial |
title_sort |
perubahan perilaku dan konsep diri remaja yang sulit bergaul setelah menjalani pelatihan ketrampilan sosial |
publisher |
Fakultas Psikologi UGM |
publishDate |
1993 |
url |
https://repository.ugm.ac.id/278697/1/Perubahan%20Perilaku%20Dan%20Konsep%20Diri%20Remaja%20Yang%20Sulit%20Bergaul..._Neila%20Ramdhani_1993.pdf https://repository.ugm.ac.id/278697/ |
_version_ |
1779171772052013056 |
spelling |
id-ugm-repo.2786972023-10-04T04:10:41Z https://repository.ugm.ac.id/278697/ Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial Ramdhani, Neila Other Psychology and Cognitive Sciences Permasalahan yang banyak dialami rremaja dari masa ke masa masih seputar kesulitan dalam membina hubungan sosial atau kesulitan bergaul. Hal ini terbukti dari data-data yang masuk di Biro Konsultasi Psikologi, bahwa hampir 80 % remada datang dengan masalah pokok yaitu kesulitan membina hubungan sosial ini. Kesulitan ini dapat meningkat ke kesulitan dalam penyesuaian. Masalah ini sangat mengganggu dan memprihatinkan. Para ahli dalam bidang psikologi klinis mengemukakan bahwa kesulitan penyesuaian dapat dijadikan prdiktor bagi terjadinya gangguan jiwa di masa kehidupan individu selanjutnya (Sanchez dan Lewinsohn. dalam Jupp dan Griffiths, 1990). Ketrampilan sosial sesungguhnya adalah kunci dalam menentukan apakah seseorang itu mampu membina hubungan osial atau tidak. Dengan memiliki ketrampilan sosial individu dapat menyesuaiakan dengan masyarakat disekitarnya (Calhoun dan Acocella, 1991). Ketrampilan sosial dapat membantu individu dalam mengatasi permasalahan yang timbul pada hampir segala situasi. Pelatihan ketrampilan psikologik akhir-akhir ini semakin meningkat penggunaannya dalam membantu individu dengan masalah-masalah penyesuaian. Pelatihan ketrampilan sosial merupakan salah satu dari bentuk pelatihan ketrampilan psikologik ini. Pelatihan ketrampilan sosial mengajarkan cara-cara menghadapi beberapa situasi yang dianggap sulit. Dalam pelatihan ketrampilan sosial diminta untuk menonton film yang memuat beberapa adegan berhubungan dengan orang lain yang sering dipakai dalam kehidupan sehari—hari. Contoh—contoh adegan ditampilkan, kemudian subjek diminta untuk berlatih memerankannya dalam situasi yang lain. Sebelum dipakai sebagai contoh atau modul, film pelatihan ketrampilan sosial ini telah diuji reliabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku dan konsep diri remaja yang sulit bergaul setelah mereka mendalani pelatihan ketrampilan sosial. Dua puluh empat subdek penelitian ditentukan random dari sejumlah 48 subdek yang memenuhi persyaratan. Mereka dibagi mendadi dua kelompok berdasarkan kesanggupan hadir pada dadual pelatihan yang telah ditentukan, yaitu 12 orang kelompok eksperimen dan 12 orang kelompok kontrol. Usia subdek penelitian adalah 16-18 tahun. Kedua kelompok subjek tersebut homogen, yang ditunjukkan oleh tidak adanya perbedaan skor Skala Tingkah Laku Sosial (STLS) dan Skala KOnsep Diri (SKD) (P > 0.05). Pengukuran dilakukan dengan menggunakAn STLS dan SKD yang disajikan pada awal pelatihan, akhir pelatihan, dan tindak lanjut 11 minggu berikutnya. Untuk kepentingan analis individual dan diskusi hasil penelitian, pada setiap pertemuan dilakukan rating terhadap penampilan masing-masing subjek oleh pelatih I, pelatih II, dan observer. Analisis yang digunakan adalah analisis varians. Analisis dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sekor STLS dan SKD pada awal dan akhir pelatihan, dan 11 minggu berikutnya. Analisis iiuga dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sekor skala-skala tersebut antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dari perhitungan yang dilakukan ternyata ada perubahan perilaku yang ditunduk oleh STLS, dan konsep diri yang ditun^juk oleh SKD pada awal dan akhir pelatihan (P < 0,01). Ada perbedaan sekor STLS dan SKD antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada akhir pelatihan, dan periode tindak lanjut (P < 0.01). Hasil penelitian ini menundukkan bahwa pelatihan ketrampilan sosial yang disa^jikan efektif dalam mengubah perilaku dan konsep diri remada yang sulit bergaul. Hasil tersebut adalah analisis terhadap sekor-sekor dari skala yang didisi oleh subjek penelitian. Bagaimanapun, penilaian observasi yang dilakukan oleh pelatih I, pelatihan II, dan observer tidak dapat diabaikan begitu saja. Peningkatan skor observasi terlihat menyolok pada sebagian besar subjek. Sementara itu pada sebagian kecil subdek pelatihan (2 orang) sekor tersebut terlihat cenderung menurun. Hal ini dapat ditindau dari pengambilan kesempatan yang dilakukan subdek pelatihan. Semakin banyak atau semakin besar kesempatan yang dimanfaatkan subjek akan semakin besar pula manfaat yang diperoleh . Perubahan perilaku yang searah dengan perubahan konsep diri mendukung pendapat yang dikemukakan oleh Jupp dan Griffiths (1990), bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor penentu bagi kemampuan individu dalam bergaul. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan ini efektif untuk meningkatkan kemampuan bergaul remaja yang sulit bergaul, dan dengan meningkatnya konsep diri, kemampuan remaoa untuk bergaul ouga akan meningkat. Fakultas Psikologi UGM 1993 Other NonPeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/278697/1/Perubahan%20Perilaku%20Dan%20Konsep%20Diri%20Remaja%20Yang%20Sulit%20Bergaul..._Neila%20Ramdhani_1993.pdf Ramdhani, Neila (1993) Perubahan Perilaku dan Konsep Diri Remaja yang Sulit Bergaul Setelah Menjalani Pelatihan Ketrampilan Sosial. Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta. (Unpublished) KKI 155.5 Ram p |