Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila
Kebebasan berarti kemampua untuk bertindak tanpa ada paksaan. Betindak berarti melakukan seeuatu dengan sengaja. Adanya kebebasan mengandung kemampuan yang khusus manusiawi untuk bertindak, yaitu untuk menentukan sendiri apa yang akan dilakukan berhadapan dengan berbagai kemungkinan yang masing-masi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Fakultas Filsafat UGM
1993
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/278960/1/Dimensi%20Kebebasan%20Dalam%20Perbuatan%20Susila_Ali%20Mudhofir_1993.pdf https://repository.ugm.ac.id/278960/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
id |
id-ugm-repo.278960 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-ugm-repo.2789602023-10-24T02:52:33Z https://repository.ugm.ac.id/278960/ Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila Mudhofir, Ali Other Philosophy and Religious Studies Kebebasan berarti kemampua untuk bertindak tanpa ada paksaan. Betindak berarti melakukan seeuatu dengan sengaja. Adanya kebebasan mengandung kemampuan yang khusus manusiawi untuk bertindak, yaitu untuk menentukan sendiri apa yang akan dilakukan berhadapan dengan berbagai kemungkinan yang masing-masing berkaitan dengan berbagai rangsangan, tradisi, dan kebiasaan. Manusia dikatakan bebas apabila ia dapat menentukan sendiri tindakan—tindakannya. Kebebasan merupakan tanda dari martabat manusia. Manusia sebagai satu-satunya mahluk di dunia yang tidak hanya ditentukan dan digerakkan, melainkan dapat menentukan dunianya dan dirinya sendiri. Penentuan dirinya ibu berarti ia melaksanakan diri, ia menjadi diri dalam menjadikan dirinya sendiri. Martabat manusia ini akan kelihatan apabila ada sesuatu yang dipaksakan padanya. Apa saja yang dilakukannya tidak atas kesadaran dan keputusannya sendiri, dialaminya tidak wajar. Manusia dikatakan hidup bila ia melakukan perbuatan. Perbuatan ynag khas manusiawi adalah perbuatan yang didorong oleh rasa kewajban moral. Kebebasan manusia baru ditantang dan berkembang dengan sesungguhnya kalau berhadapan dengan kewajiban moral. Karena berhadapan denagan kewajiban, pengguna kebebasan itu tidak lagi bersifat insidentil saja melainkan sungguh-sungguh menentukan dirinya. Manusia melakukan kewajiban itu tidak demi melakukan sesuatu yang asal diwajibkan, melainkan untuk mencapai kebaikan yang akan dijamin oleh kewajiban itu. Sikap moral yang dewasa adalah sikap bertanggung jawab. Kebebasan dan tanggung jawab erat hubungannya. Tidak mungkin ada tanggung jawab tanpa kebebasan mencapai pelaksanaannya yang menyeluruh. Sikap moral yang mandiri dan dewasa adalah sikap bertanggung jawab berdasarkan kebebasan. Fakultas Filsafat UGM 1993 Other NonPeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/278960/1/Dimensi%20Kebebasan%20Dalam%20Perbuatan%20Susila_Ali%20Mudhofir_1993.pdf Mudhofir, Ali (1993) Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila. Fakultas Filsafat UGM, Yogyakarta. (Unpublished) KKI 170 Mud d |
institution |
Universitas Gadjah Mada |
building |
UGM Library |
continent |
Asia |
country |
Indonesia Indonesia |
content_provider |
UGM Library |
collection |
Repository Civitas UGM |
language |
English |
topic |
Other Philosophy and Religious Studies |
spellingShingle |
Other Philosophy and Religious Studies Mudhofir, Ali Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
description |
Kebebasan berarti kemampua untuk bertindak tanpa ada paksaan. Betindak berarti melakukan seeuatu dengan sengaja. Adanya kebebasan mengandung kemampuan yang khusus manusiawi untuk bertindak, yaitu untuk menentukan sendiri apa yang akan dilakukan berhadapan dengan berbagai kemungkinan yang masing-masing berkaitan dengan berbagai rangsangan, tradisi, dan kebiasaan. Manusia dikatakan bebas apabila ia dapat menentukan sendiri tindakan—tindakannya.
Kebebasan merupakan tanda dari martabat manusia. Manusia sebagai satu-satunya mahluk di dunia yang tidak hanya ditentukan dan digerakkan, melainkan dapat menentukan dunianya dan dirinya sendiri. Penentuan dirinya ibu berarti
ia melaksanakan diri, ia menjadi diri dalam menjadikan
dirinya sendiri. Martabat manusia ini akan kelihatan apabila
ada sesuatu yang dipaksakan padanya. Apa saja yang dilakukannya tidak atas kesadaran dan keputusannya sendiri, dialaminya tidak wajar.
Manusia dikatakan hidup bila ia melakukan perbuatan. Perbuatan ynag khas manusiawi adalah perbuatan yang didorong oleh rasa kewajban moral. Kebebasan manusia baru ditantang dan berkembang dengan sesungguhnya kalau berhadapan dengan kewajiban moral. Karena berhadapan denagan kewajiban, pengguna kebebasan itu tidak lagi bersifat insidentil saja melainkan sungguh-sungguh menentukan dirinya. Manusia melakukan kewajiban itu tidak demi melakukan sesuatu yang asal diwajibkan, melainkan untuk mencapai kebaikan yang akan dijamin oleh kewajiban itu.
Sikap moral yang dewasa adalah sikap bertanggung jawab. Kebebasan dan tanggung jawab erat hubungannya. Tidak mungkin ada tanggung jawab tanpa kebebasan mencapai pelaksanaannya yang menyeluruh. Sikap moral yang mandiri dan dewasa adalah sikap bertanggung jawab berdasarkan kebebasan. |
format |
Other NonPeerReviewed |
author |
Mudhofir, Ali |
author_facet |
Mudhofir, Ali |
author_sort |
Mudhofir, Ali |
title |
Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
title_short |
Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
title_full |
Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
title_fullStr |
Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
title_full_unstemmed |
Dimensi Kebebasan dalam Perbuatan Susila |
title_sort |
dimensi kebebasan dalam perbuatan susila |
publisher |
Fakultas Filsafat UGM |
publishDate |
1993 |
url |
https://repository.ugm.ac.id/278960/1/Dimensi%20Kebebasan%20Dalam%20Perbuatan%20Susila_Ali%20Mudhofir_1993.pdf https://repository.ugm.ac.id/278960/ |
_version_ |
1781413321983918080 |