PENGARUH KONSENTRASI ALKOHOLSEBAGAIBAHAN IRIGASI TERHADAP KEKUATAN GESER PELEKATAN SEMEN RESIN PADA DENTIN SALURAN AKAR PASCA PERAWATAN ENDODONTIK DENGAN SILER SENG OKSIDA EUGENOL
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik obturasi saluran akar dengan kondensasi lateral, warm gutta-percha, dan carrier-based gutta-percha terhadap kebocoran apikal. Subyek penelitian menggunakan 30 gigi premolar mandibula. Semua subyek dilakukan preparasi saluran akar dengan tekni...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
2011
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/28466/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=11529 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik obturasi saluran akar dengan kondensasi lateral, warm gutta-percha, dan carrier-based gutta-percha terhadap kebocoran apikal. Subyek penelitian menggunakan 30 gigi premolar mandibula. Semua subyek dilakukan preparasi saluran akar dengan teknik crown down menggunakan Protaper hand use. Selanjutnya secara aeak, subyek dibagi
menjadi 3 kelompok masing-masing 10 gigi. Kelompok pertama diobturasi dengan kondensasi lateral, kelompok kedua dengan warm gutta-percha (Sistem B), dan kelompok ketiga dengan carrier-based gutta-percha
(Thermafil). Semua subyek diletakkan dalam tempat yang diberi kapas basah, kemudian disimpan dalam inkubator pada suhu 3'fC selama 14 hari. Pada hari ke-15 dilakukan pelapisan dengan eat kuku beJ.'ling2 lapis dan stickywax 1 lapis kecuali 2 mm dari foramen apikal. Subyek dimasukkan ke tabung centrifuge 12 ml yang berisi larutan biru metilen 2%, kemudian dilakukan centrifuge selama 3 menit dengan kecepatan 800 rpm. Selanjutnya subyek dipotong longitudinal. Penetrasi warna biru metilen merupakan indikator te~adinya kebocoran apikal, diamati menggunakan mikroskop stereo dengan perbesaran 60 kali dalam satuan mikrometer (IJm). Penetrasi warna yang diukur ialah penetrasi terpanjang dari apeks ke korona. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya kebocoran apikal pada ketiga teknik obturasi saluran akar. Kelompok kondensasi lateral mempunyai rerata kebocoran apikal paling tinggi (8976 :t 550,78 IJm), diikuti Sistem B (6336 :t 430,07 IJm)dan Thermafil yang mempunyai rerata kebocoran apikal paling rendah (3420 :t 460.43 IJm). Hasil uji ANAVA satu jalur menunjukkan bahwa teknik obturasi saluran akar dengan kondensasi lateral, Sistem B dan Thermafil berpengaruh terhadap kebocoran apikal (p |
---|