Eksistensi Manusia dalam Perspektif Tasawuf
Penelitiaii ini dilatarbelakangi adanya pendapat pro-kontra mengenai peran tasawuf daiam rangka peneguhan eksistensi manusia Persoalan yang menarik adalah "bagaimana makna eksistensi manusia dalam perspektif tasawauf?", adakah jalan sufi mampu menjadi prosedur alternatif bagi upaya peneguh...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada
2000
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/284673/1/Eksistensi%20Manusia%20Dalam%20Perspektif%20Tasawuf_Mustofa%20Anshori%20L_2000.pdf https://repository.ugm.ac.id/284673/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Penelitiaii ini dilatarbelakangi adanya pendapat pro-kontra mengenai peran tasawuf daiam rangka peneguhan eksistensi manusia Persoalan yang menarik adalah "bagaimana makna eksistensi manusia dalam perspektif tasawauf?", adakah jalan sufi mampu menjadi prosedur alternatif bagi upaya peneguhan kemanusiaan?"
Penelitian ini merupakan penelitian literer-filsafati. Metode penelitian yang digunakan adalah hermenoitik-filsafati dengan mengikuti langkah metodis inleipretasi, analisis-sintesis, koherensi, komparasi dan heuristika.
Penelitian berhasil merumuskan hal-hal sebagai berikut Eksistensi manusia dalam perspektif tasawuf dimaknai dalam su hal. Pertama, eksistensi manusia dimaknai sebagai keberadaan manusia berhadapan dengan Tuhan. Dalam konteks ini, manusia sebagai eksistensi adalah wakil Tuhan di bumi. Sebjek yang mengemban amanah menjaga kemaslahatan bumi sesuai kehendak Tuhan. Untuk memahami kehendak Tuhan manusia harus berusaha mendekatkan diri dengan Tuhan mealalui pengabdian total. Kedua, eksistensi manusia dimaknai sebagai cara berada manusia yang bertolak dari kesadaran diri sebagai wakil Tuhan di bumi. Kedekatan diri manusia dengan Tuhan adalah orientasi setiap aliran tasawuf. Semakin dekat manusia dengan Tuhan semakin sempurna dirinya sebagai khalifah Tuhan, semakin teguh eksistensinya. Perbedaan prosedur dalam upaya mencapai kedekatan dengan Tuhan bukanlah Perbedaan yang prinsipiil. Aksentuasi sosial, disamping aksentuasi moral-spiritual memposisikan prosedur mistis sebagai alternatif bagi manusia untuk mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya dan meneguhkan diri sebagai eksistensi. |
---|