IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION
Telah dilakukan penelitian yang berjudul identifikasi spesifik terhadap Toxoplasma gondii melalui aplikasi gen dengan "Polymerase Chain Reaction". Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode alternatif untuk melakukan diagnosis toxoplasmosis secara dini dan menentukan waktu pengambila...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian
2002
|
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/92224/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=8 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
id |
id-ugm-repo.92224 |
---|---|
record_format |
dspace |
spelling |
id-ugm-repo.922242014-11-28T07:37:23Z https://repository.ugm.ac.id/92224/ IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION , Yanuartono, dkk Telah dilakukan penelitian yang berjudul identifikasi spesifik terhadap Toxoplasma gondii melalui aplikasi gen dengan "Polymerase Chain Reaction". Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode alternatif untuk melakukan diagnosis toxoplasmosis secara dini dan menentukan waktu pengambilan sampel yang paling tepat untuk mendeteksi kasus toksoplasmosis, dalam rangka diagnosis dini terhadap toksoplasmosis. Berbagai upaya, dalam pencegahan terhadap penyakit zoonosis toksoplasmosis telah diupayakan, akan tetapi selalu dihadapkan pada kesulitan mendiagnosa dini. Sampai saat ini diagnosis toksoplasmanosis di Indonesia pada umumnya dilakukan dengan mendeteksi adanya antibodi yang terbentuk akibat infeksi toksoplasma. Namun demikian uji tersebut tidak akan efisien apabila antibodi terhadap toksplasma belum terbentuk, seperti pada infeksi toksoplasmanosis dini. Oleh karena itu perlu dicari metode alternatif untuk tujuan terutama diagnosa dini adanya toksoplasmosis. Untuk perbanyakan T gondii dilakukan dengan cara menyuntikkan isolat tersebut pada 2 ekor mencit jenis Balb/C. Mencit tersebut kemudian dipelihara sampal umur 1 minggu, dipanen takizoitnya dan ditentukan jumlahnya untuk selanjutnya dapat diketahui konsentrasinya. Setelah itu takizoit diinfeksikan pada 5 ekor mencit dewasa. Sebagai kontrol digunakan 3 mencit yang tidak diinfeksi T gondii. Sampel T gondii selanjutnya dipanen dengan cara mengambil sampel darah yang telah diinfeksi dengan parasit tersebut pada hari ke 2, 4, dan 6 setelah diinfeksi takizoit. Takizoit tersebut kemudian dipisahkan dengan material lain dengan cara sentrifus. Selain itu, dilakukan UJI serologi terhadap masing masing sampel pada setiap pengambilan untuk meneguhkan bahwa T gondii telah menginfeksi. Dengan teknik PCR dilakukan deteksi genom T gondii yang telah diisolasi sebelumnya. Primer ditentukan berdasarkan data sequence dari GenBank yaitu gen Bl. Hasil amplifikasi PCR kemudian di running dan dielektroforesis dengan menggunakan gel 1,5% 2%, dan hasilnya didokumentasi dengan foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan primer spesifik gen B1 dapat dideteksi secara dini toksoplasmosis mulai hari ke 3 setelah infeksi. Hasil elektroforesis menunjukkan amplifikasi DNA sebesar 634 bp. Deteksi toksoplasmosis dengan PCR ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dalam isolasi diperoleh DNA yang cukup. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian 2002 Article NonPeerReviewed , Yanuartono, dkk (2002) IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=8 |
institution |
Universitas Gadjah Mada |
building |
UGM Library |
country |
Indonesia |
collection |
Repository Civitas UGM |
description |
Telah dilakukan penelitian yang berjudul identifikasi spesifik terhadap Toxoplasma gondii melalui aplikasi gen dengan "Polymerase Chain Reaction". Tujuan dari penelitian ini adalah mencari metode alternatif untuk melakukan diagnosis toxoplasmosis secara dini dan menentukan waktu pengambilan sampel yang paling tepat untuk mendeteksi kasus toksoplasmosis, dalam rangka diagnosis dini terhadap toksoplasmosis. Berbagai upaya, dalam pencegahan terhadap penyakit zoonosis toksoplasmosis telah diupayakan, akan tetapi selalu dihadapkan pada kesulitan mendiagnosa dini. Sampai saat ini diagnosis toksoplasmanosis di Indonesia pada umumnya dilakukan dengan mendeteksi adanya antibodi yang terbentuk akibat infeksi toksoplasma. Namun demikian uji tersebut tidak akan efisien apabila antibodi terhadap toksplasma belum terbentuk, seperti pada infeksi toksoplasmanosis dini. Oleh karena itu perlu dicari metode alternatif untuk tujuan terutama diagnosa dini adanya toksoplasmosis. Untuk perbanyakan T gondii dilakukan dengan cara menyuntikkan isolat tersebut pada 2 ekor mencit jenis Balb/C. Mencit tersebut kemudian dipelihara sampal umur 1 minggu, dipanen takizoitnya dan ditentukan jumlahnya untuk selanjutnya dapat diketahui konsentrasinya. Setelah itu takizoit diinfeksikan pada 5 ekor mencit dewasa. Sebagai kontrol digunakan 3 mencit yang tidak diinfeksi T gondii. Sampel T gondii selanjutnya dipanen dengan cara mengambil sampel darah yang telah diinfeksi dengan parasit tersebut pada hari ke 2, 4, dan 6 setelah diinfeksi takizoit. Takizoit tersebut kemudian dipisahkan dengan material lain dengan cara sentrifus. Selain itu, dilakukan UJI serologi terhadap masing masing sampel pada setiap pengambilan untuk meneguhkan bahwa T gondii telah menginfeksi. Dengan teknik PCR dilakukan deteksi genom T gondii yang telah diisolasi sebelumnya. Primer ditentukan berdasarkan data sequence dari GenBank yaitu gen Bl. Hasil amplifikasi PCR kemudian di running dan dielektroforesis dengan menggunakan gel 1,5% 2%, dan hasilnya didokumentasi dengan foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan primer spesifik gen B1 dapat dideteksi secara dini toksoplasmosis mulai hari ke 3 setelah infeksi. Hasil elektroforesis menunjukkan amplifikasi DNA sebesar 634 bp. Deteksi toksoplasmosis dengan PCR ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dalam isolasi diperoleh DNA yang cukup. |
format |
Article NonPeerReviewed |
author |
, Yanuartono, dkk |
spellingShingle |
, Yanuartono, dkk IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
author_facet |
, Yanuartono, dkk |
author_sort |
, Yanuartono, dkk |
title |
IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
title_short |
IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
title_full |
IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
title_fullStr |
IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
title_full_unstemmed |
IDENTIFIKASI SPESIFIK TERHADAP Toxoplasma gondii MELALUI APLIKASI GEN DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION |
title_sort |
identifikasi spesifik terhadap toxoplasma gondii melalui aplikasi gen dengan polymerase chain reaction |
publisher |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian |
publishDate |
2002 |
url |
https://repository.ugm.ac.id/92224/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=8 |
_version_ |
1681229213308289024 |