EVALUASI KETAHANAN BIBIT TERHADAP CEKAMAN ALELOPATI GULMA TEKI (Cyperus rotundus L.) PADA POPULASI F2 HASIL PERSILANGAN PADI GOGO

Dalam suatu program pemuliaan tanaman, sifat keunggulan berupa ketahanan terhadap hama dan penyakit utama merupakan kualifikasi standar suatu varietas unggul baru, namun sifat ketahanan terhadap cekaman gulma belum banyak dipertimbangkan. Program penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu var...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Taryono
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2000
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92319/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=103
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:Dalam suatu program pemuliaan tanaman, sifat keunggulan berupa ketahanan terhadap hama dan penyakit utama merupakan kualifikasi standar suatu varietas unggul baru, namun sifat ketahanan terhadap cekaman gulma belum banyak dipertimbangkan. Program penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan suatu varietas unggul padi gogo tahan terhadap cekaman gulma, disamping kekeringan. Dalam hal ini sifat keunggulan yang dimaksud adalah ketahanan terhadap cekaman alelopati gulma dominan pada saat awal pertumbuhan, khususnya teki. Fase perkecambahan, pertumbuhan vegetatif maksimum dan pengisian bulir merupakan fase peka terhadap cekaman gulma. Penelitian ini bertujuan mengetahui sifat ketahanan suatu genotipe pada ketiga fase kritis tersebut, melalui penyaringan populasi F2 dari 27 nomor persilangan. Terdapat 4 nomor persilangan tidak tahan pada penyaringan fase kecambah, sehingga evaluasi pada fase pertumbuhan bibit dan vegetatif-generatif didasarkan pada 23 populasi F2. Berdasar nilai koefisien korelasi sifat perkecam-bahan, pertumbuhan bibit dan vegetatif-generatif diketahui bahwa sifat ketahanan pada ketiga fase tersebut berkorelasi positif. Panjang Radikel (PR) dan Panjang Plumulae (PP) sebagai parameter perkecambahan berkorelasi positif baik dengan Panjang Akar (PA), Tinggi Bibit (TB), Anakan Total (AT) dan Jumlah Anakan Produktif (AP), tetapi tidak berkorelasi dengan Tinggi Tanaman (TT). Hal ini berarti bahwa genotipa yang tahan pada fase kecambah akan cenderung tahan pada fase selanjutnya, dan sebaliknya.