Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya ( Aloe vera) Terhadap Jumlah Sel Fibroblast dan Pembuluh Darah Kapiler Gingiva Tikus (Sprague-Dawley) yang Dibuat Diabetes Melitus

Pengaruh hipoglikemik Lidah buaya (Aloe vera. L) secara oral pada penderita diabetes mellitus telah diketahui. Selain khasiat tersebut, lidah buaya mengandung berbagai zat aktif, yang antara lain berpengaruh anti-inflamasi dan modulasi seluler. Kemampuan sebagai agen hipoglikemik dikombinasikan deng...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Nunuk Purwanti
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92377/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=168
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:Pengaruh hipoglikemik Lidah buaya (Aloe vera. L) secara oral pada penderita diabetes mellitus telah diketahui. Selain khasiat tersebut, lidah buaya mengandung berbagai zat aktif, yang antara lain berpengaruh anti-inflamasi dan modulasi seluler. Kemampuan sebagai agen hipoglikemik dikombinasikan dengan kemampuan anti-bakteri dan anti-inflamasi dari lidah buaya diharapkan mampu memperbaiki kerusakan jaringan akibat diabetes mellitus jauh lebih baik dibanding insulin -yang hanya berperan sebagai pengontrol kadar glukosa darah-. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak lidah buaya (Aloe vera. L) terhadap jumlah sel fibroblast dan pembuluh kapiler gingival. Dua puluh enam tikus Sprague-dawley jantan, usia 2 bulan, berat 150-200g dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok I : kontrol tanpa perlakuan (kontrol negatif), kelompok II : memperoleh terapi ekstrak lidah buaya (dosis 500mg/Kg BB), kelompok III: DM tanpa terapi (kontrol positif), kelompok IV : DM dengan terapi lidah buaya dan kelompok V : DM dengan terapi insulin (5 I.U/Kg BB). Masing�masing kelompok terdiri 6 ekor.. Diabetes pada tikus diperoleh melalui injeksi peritoneal Streptozotocin 50 mg/Kg BB. Manifestasi gingivitis diperoleh melalui ligasi gigi anterior mandibular. Pengamatan dilakukan pada awal penelitian dan pada hari ke 3, 7, dan 14 sesudah pemberian terapi. Setiap periode, masing-masing tikus diukur berat badan dan kadar gula darahnya dan tiga ekor dari setiap kelompok dikorbankan untuk diambil jaringan gingivalnya. Sediaaan histologis dibuat dengan pewarnaan HE. Melalui mikroskop cahaya perbesaran 40 kali, dilakukan penghitungan jumlah fibroblas dan pembuluh kapiler. Data selanjutnya dianalisis secara statistik melalui uji Anava. Tidak ada kematian tikus selama penelitian dan tidak ada perbedaan berat badan yang signifikan pada masing-masing kelompok. Pemeriksaan kadar gula darah menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok DM tanpa terapi dengan kelompok DM penerima terapi, baik ekstrak lidah buaya maupun insulin. Jumlah fibroblas dan pembuluh darah kapiler pada kelompok DM non-terapi secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan dengan kelompok terapi insulin maupun ekstrak lidah buaya, dan hanya terdapat sedikit beda rerata antara kelompok terapi insulin dan terapi Lidah buaya. Berdasar hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak lidah buaya mempunyai efek hipoglikemik dan kesamaan pengaruh terapi dengan insulin.