PENGEMBANGAN SERODIAGNOSTIK DINI DENGAN ELISA PADA DISTOMATOSIS SAPI DI INDONESIA
Infeksi oleh Fasciola gigandca (Fg) pada sapi di Indonesia mempunyai angka kejadian yang tinggi, lebih dari 60%. Gejala klinis tidak spesifik sehingga penyakit ini tidak dapat segera dikenali. Kerugian ekonomi akibat penyakit ini ditaksir mencapai Rp. 513.600.000.000,00 pertahun. Para peternak yang...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
2000
|
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/92436/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=224 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | Infeksi oleh Fasciola gigandca (Fg) pada sapi di Indonesia mempunyai angka kejadian yang tinggi, lebih dari 60%. Gejala klinis tidak spesifik sehingga penyakit ini tidak dapat segera dikenali. Kerugian ekonomi akibat penyakit ini ditaksir mencapai Rp. 513.600.000.000,00 pertahun. Para peternak yang justru memerlukan peningkatan pendapatan, jarang melakukan pengobatan oleh karena kerugian akibat penyakit ini tidak mudah diketahui. Telah diketahui bahwa dua. minggu pasca infeksi (PI) oleh Fasciola sp. (FSp), di dalam darah penderita dapat ditemukan adanya antibodi FSp dan excretory secretory antigen (ESA). Deteksi adanya antibodi atau ESA dengan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA), ELISA antibody capture (ELISA ABI) atau ELISA antigen capture (ELISA AGN), dapat untuk diagnosis dini. Dengan diagnosis dini, pengobatan Fg dapat mencapai optimum, sehingga usaha pengendalian dan pemberantasan untuk menghindari kerugian akibat Fg dapat tercapai dan dapat meningkatkan pendapatan peternak ekonomi lemah, terutama di desa tertinggal. Selain itu, produksi daging juga dapat me-ningkat yang dapat untuk mengurangi impor daging yang menggunakan devisa negara. Penelitian ini bertujuan membuat ELISA KIT (ELISA ABI dan ELISA AGN) untuk diagnosis dini. Untuk mencapai tujuan ini perlu lebih dahulu diidentifikasi ESA spesifik untuk Fg di Indonesia sehingga dapat dipakai untuk ELISA ABI. Untuk ELISA AGN perlu dibuat antibodi monoklonal spesifik terhadap ESA dari Fg galur Indonesia. Penelitian ini belum pernah dilakukan di Indonesia. Tujuan penelitian ini berdasarkan hipotesis bahwa 1). Di dalam serum sapi yang terinfeksi Fg, dapat dideteksi adanya, ESA spesifik pada Fg dan antibodi anti ESA, 2 minggu PI. 2). Elisa AGN dan ELISA ABI dapat dipakai untuk diagnosis dini infeksi Fg pada sapi di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan ELISA KIT (antibody capture dan antigen capture) untuk diagnossis dini infeksi F.gigantica (Fg) pada sapi. Untuk mencapai tujuan ini, pelaksanaannya dibagi dalam tiga tahap. Tahap I (tahun 1998/1999), menghasilkan ESA spesifik dan hibridoma, yang menghasilkan antibodi monoklonal spesifik terhadap ESA. Tahap II (tahun 1999/2000), karakterisasi antibodi monoklonal, standardisasi ELISA antigen capture, menggunakan monoklonal antibodi |
---|