WACANA REFORMASI DI MEDIA MASSA

Reformasi sudah menjadi semacam. "kata bertuah" sehingga semua orang, semua kelompok orang, semua kepentingan ingin memiliki dan menggunakannya. Kecenderungan demikian menimbulkan persoalan yang berupa "simpang siurnya" makna dan kata tersebut sehingga menjadi sulit pula untuk me...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Faruk
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2001
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92569/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=355
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:Reformasi sudah menjadi semacam. "kata bertuah" sehingga semua orang, semua kelompok orang, semua kepentingan ingin memiliki dan menggunakannya. Kecenderungan demikian menimbulkan persoalan yang berupa "simpang siurnya" makna dan kata tersebut sehingga menjadi sulit pula untuk menggunakannya secara efektif. Penelitian ini berusaha memahami mekanisme yang membuat kata tersebut kemudian. menjadi "kata bertuah" di atas, tepatnya menjadi satu sistem makna yang otoritatif Mekanisme itu dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek strukturasi internal teks, aspek strukturasi eksternal teks, dan aspek formasi ideologis yang bermain di dalamnya. Dengan pengungkapan terhadap masalah tersebut masyarakat diharapkan dapat membangun kemampuan kritis terhadap lalu lintas wacana yang ada di sekitarnya, terutama wacana mengenai reformasi yang hingga sekarang tetap hidup. Untuk memahami persoalan di atas, penelitian ini memusatkan perhatian pada wacana yang beredar di media massa cetak, yaitu surat kabar, majalah berita mingguan dan tabloid, dan buku buku. Untuk penelitian tahun pertama, ini, perhatian diarahkan pada surat kabar yang dijadikan sampel adalah Kompas sebagai representasi surat kabar nasional atau pusat dan Kedaulatan Rakyat sebagai representasi surat kabar lokal. Dari bahari bahari tersebut akan dikonstruksi struktur internal dan eksternal teks serta, formasi ideologis yang terimplikasikan darinya. Untuk konstruksi itu digunakan metode post struktural dan hermeneutik, yaitu dengan mengidentifikasi satuan satuan stuktur yang ada, relasi antar satuan, relasi antar teks, implikasi ideologis yang bermain di dalamnya, serta kemungkinan efek dari semua itu. Dengan cara yang demikian akhirnya ditemukan bahwa wacana reformasi di Indonesia memperlihatkan kecenderungan berikut. Pertama, struktur internalnya mengarah kepada sasaran lima objek, yaitu sistem ekonomi, politik, sosial, hukum, dan budaya, dengan sistem politik dominan. Kedua, struktur eksternalnya mengarah kepada, mobilisasi makna makna, kultural ideologis yang fleksibel, yang dapat bergerak dari makna kultural ideologis yang sangat modern ke yang sangat tradisional, dan yang sangat demokratis ke feodal. Kekuatan kekuatan ideologis yang bermain di dalamnya adalah kapitalisme semu, sistem kekuasaan masa lalu atau ideologi endapan, modernitas, kapitalistis, dan modernitas sosialistis. Keempat kekuatan ideologi itu saling bertentangan, tetapi sekaligus saling memanfaatkan, untuk memperoleh hegemoni atas masyarakat.