PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci

Pemeliharaan sapi, utamanya yang mendapatkan ransum dengan porsi hijauan yang tinggi sebagaimana umumnya sapi di Indonesia, punya kontribusi yang tinggi dalam memberikan cemaran gas methan ke atmosfer. Banyak ahli nutrisi ternak berupaya menurunkan produksi methan oleh ternak terutama ruminansia, bu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/92836/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=592
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
id id-ugm-repo.92836
record_format dspace
institution Universitas Gadjah Mada
building UGM Library
country Indonesia
collection Repository Civitas UGM
description Pemeliharaan sapi, utamanya yang mendapatkan ransum dengan porsi hijauan yang tinggi sebagaimana umumnya sapi di Indonesia, punya kontribusi yang tinggi dalam memberikan cemaran gas methan ke atmosfer. Banyak ahli nutrisi ternak berupaya menurunkan produksi methan oleh ternak terutama ruminansia, bukan hanya karena keprihatinan terhadap efek methan dalam global warming dan, perusakan lapisan ozon, namun juga disebabkan keinginan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan mengingat produksi gas methan sebagai hasil fermentasi bahan pakan dalam rumen mempunyai korelasi yang negatip dengan penggunaan energi oleh ruminansia. Peningkatan efisiensi penggunaan energi dapat dilakukan dengan cara penyediaan senyawa penambat/aseptor electron, sebagaimana asam lemak tidak jenuh dan senyawa quinon. Minyak kelapa dan minyak ikan lemuru (sumber asam lemak tidak jenuh) serta daun Cassia alata L (sumber quinon) telah diuji secara in vitro kemampuannya dalam menghambat sintesis gas methan (methanogenesis) dan peningkatan produksi asam lemak volatile (VFA) serta produksi protein mikrobia pada penelitian tahun I. Dalam tahun kedua telah dicoba penggunaan bahan tersebut secara in vivo menggunakan sapi. Selanjutnya pada tahun ketiga akan dicoba aplikasi nya di kelompok peternakan sapi potong Sedyo Rukun, Yogyakarta. Diharapkan dengan efisiensinya penggunaan pakan berserat oleh mikrobia rumen,akan dihasilkan feses dengan kandungan nutrien yang lebih tersedia bagi mikrobia pembentuk kompos. Akhirnya paket teknologi yang berupa formula penambat electron sebagai agensia penghambatan methanogenesis, strategi penyusunan ransum sapi dan bahan berkualitas untuk pembuatan pupuk organic dapat diluncurkan, sehingga peternakan ramah lingkungan dapat dikembangkan. Dari penelitian tahun I diperoleh hasil bahwa minyak ikan Lemuru ataupun daun Cassia alata L.(Ketepeng Cina) dapat digunakan sebagai agensia penghambat methanogenesis pada fermentasi selulosa oleh mikrobia rumen, tanpa etek negatif terhadap produk termentasi secara in vitro. Dalam penelitian ini digunakan sapi Peranakan Ongole dengan fistula rumen untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak ikan Lemuru 2,5 % dan tepung daun Ketepeng Cina setara 1ppm antraquinon. Pada perlakuan pertama, sapi tersebut diberi pakan tinggi hijauan (100% King Grass/O% konsentrat) dan pada perlakuan kedua diberi pakan sedang hijauan (80% King Grass dan 20% konsentrat). Dengan menggunakan Cross Over design, penelitian diulang 2 kali. Penelitian untuk masing masing bahan pakan dilakukan dalam dua periode,yaitu periode adaptasi selama 10 hari dan periode koleksi selama 7 hari. Sumber asam lemak tidak jenuh yaitu minyak ikan Lemuru didapat dari Perusahaan pengalengan ikan. Sumber antraquinon yaitu daun Ketepeng Cina (Cassia allata ) didapat dari beberapa pohon di sekitar kampus UGM. Dalam penelitian ini semua ternak dipelihara dalam kandang individual dan diberi pakan selama 10 hari untuk penyesuaian. Air minum diberikan secara ad libitum. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi hari jam 8.00 dan sore hari pada jam 15.00. Selama 7 hari dilakukan koleksi cairan rumen dan feses, kemudian diambil sampelnya untuk dilakukan analisis. Sampel cairan rumen dianalisis aktivitas CMC ase, kandungan VFA, ammonia dan protein mikrobia. Feses dianalisis kandungan bahan kering, bahan organic, protein kasar, serat kasar, ether ekstrak dan ETN. Selain koleksi feses juga dilakukan koleksi bahan pakan yang diberikan setiap hari dan sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh masing-masing ternak. Terhadap sampel pakan dan sisa pakan dilakukan analisis proksimat seperti pada feses yang meliputi kandungan bahan kering, bahan organic, protein kasar , serat kasar ether ekstrak dan ETN untuk selanjutnya dapat diperhitungkan nilai kecernaan pakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian daun Ketepeng Cina dan minyak ikan Lemuru tidak menyebabkan penurunan konsumsi dan kecernaan nutrient pakan. Penambahan tepung daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon dan minyak ikan Lemuru cenderung menyebabkan peningkatan aktivitas CMC ase dari 1.51 menjadi 2.64 dan 3.19 U/g protein. Meskipun kenaikan aktivitas CMC ase tidak nyata, penambahan daun Ketepeng Cina dan minyak ikan Lemuru pada pakan sapi dapat meningkatkan kadar asam lemak volatile, yang meliputi asam asetat, propionate dan burirat. Penggunaan daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon tidak menyebabkan penurunan kadar amonia dan protein mikrobia rumen, sedangkan penambahan minyak ikan Lemuru meskipun menyebabkan penurunan kadar amonia, kadar protein mikrobia tidak mengalami penurunan. Mengingat bahwa rumen adalah suatu fermentor yang bersifat continyu maka rendahnya kadar protein mikrobia rumen tidak secara mutlak menggambarkan rendahnya supply protein mikrobia terhadap ternak inangnya. Oleh karena itu penelitian untuk mengetahui pengaruh agensia penambat electron dalam hal ini daun Ketepeng Cina terhadap supply protein mikrobia perlu dilakukan. Penelitian tersebut sangat perlu, mengingat penambahan tepung daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon menyebabkan kenaikan kadar asam lemak volatile yang cukup tinggi.. Dari penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penambahan aseptor electron dalam ransom sapi, terutama daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon menyebabkan peningkatan efisiensi penggunaan pakan serat.
format Article
NonPeerReviewed
author , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da
spellingShingle , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da
PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
author_facet , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da
author_sort , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da
title PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
title_short PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
title_full PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
title_fullStr PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
title_full_unstemmed PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci
title_sort penggunaan senyawa penambat elektron sebagai agensia penghambat methanogenesis, manfaatnya dalam peningkatan effisiensi penggunaan nutrien pakan pada usaha peternakan ramah lingkungal. 2. pengaruh penambahan minyak ikan lemuru dan tepung daun ketepeng ci
publisher [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM
publishDate 2003
url https://repository.ugm.ac.id/92836/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=592
_version_ 1681229330199347200
spelling id-ugm-repo.928362014-11-28T07:36:57Z https://repository.ugm.ac.id/92836/ PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da Pemeliharaan sapi, utamanya yang mendapatkan ransum dengan porsi hijauan yang tinggi sebagaimana umumnya sapi di Indonesia, punya kontribusi yang tinggi dalam memberikan cemaran gas methan ke atmosfer. Banyak ahli nutrisi ternak berupaya menurunkan produksi methan oleh ternak terutama ruminansia, bukan hanya karena keprihatinan terhadap efek methan dalam global warming dan, perusakan lapisan ozon, namun juga disebabkan keinginan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pakan mengingat produksi gas methan sebagai hasil fermentasi bahan pakan dalam rumen mempunyai korelasi yang negatip dengan penggunaan energi oleh ruminansia. Peningkatan efisiensi penggunaan energi dapat dilakukan dengan cara penyediaan senyawa penambat/aseptor electron, sebagaimana asam lemak tidak jenuh dan senyawa quinon. Minyak kelapa dan minyak ikan lemuru (sumber asam lemak tidak jenuh) serta daun Cassia alata L (sumber quinon) telah diuji secara in vitro kemampuannya dalam menghambat sintesis gas methan (methanogenesis) dan peningkatan produksi asam lemak volatile (VFA) serta produksi protein mikrobia pada penelitian tahun I. Dalam tahun kedua telah dicoba penggunaan bahan tersebut secara in vivo menggunakan sapi. Selanjutnya pada tahun ketiga akan dicoba aplikasi nya di kelompok peternakan sapi potong Sedyo Rukun, Yogyakarta. Diharapkan dengan efisiensinya penggunaan pakan berserat oleh mikrobia rumen,akan dihasilkan feses dengan kandungan nutrien yang lebih tersedia bagi mikrobia pembentuk kompos. Akhirnya paket teknologi yang berupa formula penambat electron sebagai agensia penghambatan methanogenesis, strategi penyusunan ransum sapi dan bahan berkualitas untuk pembuatan pupuk organic dapat diluncurkan, sehingga peternakan ramah lingkungan dapat dikembangkan. Dari penelitian tahun I diperoleh hasil bahwa minyak ikan Lemuru ataupun daun Cassia alata L.(Ketepeng Cina) dapat digunakan sebagai agensia penghambat methanogenesis pada fermentasi selulosa oleh mikrobia rumen, tanpa etek negatif terhadap produk termentasi secara in vitro. Dalam penelitian ini digunakan sapi Peranakan Ongole dengan fistula rumen untuk mengetahui pengaruh penambahan minyak ikan Lemuru 2,5 % dan tepung daun Ketepeng Cina setara 1ppm antraquinon. Pada perlakuan pertama, sapi tersebut diberi pakan tinggi hijauan (100% King Grass/O% konsentrat) dan pada perlakuan kedua diberi pakan sedang hijauan (80% King Grass dan 20% konsentrat). Dengan menggunakan Cross Over design, penelitian diulang 2 kali. Penelitian untuk masing masing bahan pakan dilakukan dalam dua periode,yaitu periode adaptasi selama 10 hari dan periode koleksi selama 7 hari. Sumber asam lemak tidak jenuh yaitu minyak ikan Lemuru didapat dari Perusahaan pengalengan ikan. Sumber antraquinon yaitu daun Ketepeng Cina (Cassia allata ) didapat dari beberapa pohon di sekitar kampus UGM. Dalam penelitian ini semua ternak dipelihara dalam kandang individual dan diberi pakan selama 10 hari untuk penyesuaian. Air minum diberikan secara ad libitum. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi hari jam 8.00 dan sore hari pada jam 15.00. Selama 7 hari dilakukan koleksi cairan rumen dan feses, kemudian diambil sampelnya untuk dilakukan analisis. Sampel cairan rumen dianalisis aktivitas CMC ase, kandungan VFA, ammonia dan protein mikrobia. Feses dianalisis kandungan bahan kering, bahan organic, protein kasar, serat kasar, ether ekstrak dan ETN. Selain koleksi feses juga dilakukan koleksi bahan pakan yang diberikan setiap hari dan sisa pakan yang tidak terkonsumsi oleh masing-masing ternak. Terhadap sampel pakan dan sisa pakan dilakukan analisis proksimat seperti pada feses yang meliputi kandungan bahan kering, bahan organic, protein kasar , serat kasar ether ekstrak dan ETN untuk selanjutnya dapat diperhitungkan nilai kecernaan pakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian daun Ketepeng Cina dan minyak ikan Lemuru tidak menyebabkan penurunan konsumsi dan kecernaan nutrient pakan. Penambahan tepung daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon dan minyak ikan Lemuru cenderung menyebabkan peningkatan aktivitas CMC ase dari 1.51 menjadi 2.64 dan 3.19 U/g protein. Meskipun kenaikan aktivitas CMC ase tidak nyata, penambahan daun Ketepeng Cina dan minyak ikan Lemuru pada pakan sapi dapat meningkatkan kadar asam lemak volatile, yang meliputi asam asetat, propionate dan burirat. Penggunaan daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon tidak menyebabkan penurunan kadar amonia dan protein mikrobia rumen, sedangkan penambahan minyak ikan Lemuru meskipun menyebabkan penurunan kadar amonia, kadar protein mikrobia tidak mengalami penurunan. Mengingat bahwa rumen adalah suatu fermentor yang bersifat continyu maka rendahnya kadar protein mikrobia rumen tidak secara mutlak menggambarkan rendahnya supply protein mikrobia terhadap ternak inangnya. Oleh karena itu penelitian untuk mengetahui pengaruh agensia penambat electron dalam hal ini daun Ketepeng Cina terhadap supply protein mikrobia perlu dilakukan. Penelitian tersebut sangat perlu, mengingat penambahan tepung daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon menyebabkan kenaikan kadar asam lemak volatile yang cukup tinggi.. Dari penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa penambahan aseptor electron dalam ransom sapi, terutama daun Ketepeng Cina sebagai sumber antraquinon menyebabkan peningkatan efisiensi penggunaan pakan serat. [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003 Article NonPeerReviewed , Lies Mira Yusiati, Zaenal Bachrudin, Soegiyanto, Kustantinah da (2003) PENGGUNAAN SENYAWA PENAMBAT ELEKTRON SEBAGAI AGENSIA PENGHAMBAT METHANOGENESIS, MANFAATNYA DALAM PENINGKATAN EFFISIENSI PENGGUNAAN NUTRIEN PAKAN PADA USAHA PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAL. 2. Pengaruh Penambahan Minyak Ikan Lemuru dan Tepung Daun Ketepeng Ci. text. http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=592