Stratigrafi dan Sedimentasi Batupasir Epiklastik Formasi Semilir di daerah Karangsari, Semin, Gunung Kidul, Yogyakarta

<p>Stratigrafi Pegunungan Selatan tersusun oleh material gunung api Tersier berupa Formasi Kebo- Sutak, Formasi Semilir, Formasi Nglanggran, dan Formasi Sambipitu. Litologi di daerah penelitian didominasi oleh material gunung api epiklastik anggota Formasi Semilir. Berdasarkan data palinologi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: , E. Puswanto
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Departemnts of Geological Engineering Faculty of E 2009
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/95189/
http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=3007
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:<p>Stratigrafi Pegunungan Selatan tersusun oleh material gunung api Tersier berupa Formasi Kebo- Sutak, Formasi Semilir, Formasi Nglanggran, dan Formasi Sambipitu. Litologi di daerah penelitian didominasi oleh material gunung api epiklastik anggota Formasi Semilir. Berdasarkan data palinologi menunjukkan batuan di daerah penelitian berumur Miosen Awal bagian akhir (NN4 atau N7). Berdasarkan data petrografi menunjukkan bahwa batupasimya tipe graywacke. Pada bagian bawah berkembang perulangan batupasir kerikil dan batupasir kasar berstruktur perlapisan pilihan, channeling dan keruk isi pada bagian dasar, struktur laminasi pararel setempat, pemilahan butir buruk, batas kontak tegas dengan batuan di bawahnya menunjukkan ciri khas produk mekanisme arus turbid. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stratigrafi, mekanisme sedimentasi dan lingkungan pengendapan daerah penelitian. Pada bagian bawah mekanisme sedimentasi dikontrol oleh arus debris kohensif yang mengalami penambahan fluida (hyperconcentrated flow). Ke arah atas mekanisme sedimentasi dikontrol oleh arus turbid densitas tinggi yang berkembang menjadi arus turbid densitas rendah menghasilkan batupasir fraksi halus dan batulempung. Lingkungan pengendapan dimulai pada middle fan channeled association kemudian bergeser menjadi lingkungan middle fan depositional lobes association.</p>