Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Interaktif Singkat Tentang Skizofrenia Terhadap Pengetahuan Caregiver, Keteraturan Kontrol, Ketaatan Pengobatan dan Kekambuhan pada Penderita Gangguan Psikotik Fase Awal di Jogjakarta
<p>Latar Belakang<br /> Onset gangguan psikotik muneul paling banyak pada usia remaja akhir atau dewasa muda, padahal pada usia tersebut seseorang sedang meraneang karir dan kehidupannya untuk masa depan. Penelitian pada penderita gangguan psikotik fase awal di Jogjakarta tahun 2000 (n=3...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Program Doktor Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan Fakul
2012
|
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/95241/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=3059 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | <p>Latar Belakang<br />
Onset gangguan psikotik muneul paling banyak pada usia remaja akhir atau dewasa muda, padahal pada usia tersebut seseorang sedang meraneang karir dan kehidupannya untuk masa depan. Penelitian pada penderita gangguan psikotik fase awal di Jogjakarta tahun 2000 (n=391) menemukan jika 66,4% penderita gangguan psikotik fase awal pertama terbanyak adalah usia 15-29 tahun (58% laki-Iaki dan 42% perempuan). <br />
Penelitian lain tentang gangguan psikotik fase awal yang dilakukan di Jogjakarta, menunjukkanhampir semua penderita masih tinggal dengan keluarga atau orangtua, meskipun umur mereka sudah di atas 18 tahun atau pun sudah menikah. Keadaan ini membuat keluarga memainkan peranan penting pada penearian pertolongan dan manajemen gangguan psikotik fase awal. Manajemen gangguan psikotik juga sulit dilakukan karena penderita gangguan psikotik seringkali terdapat gangguan insight atau tilikan diri, sehingga penderita tidak menyadari jika dirinya menderita gangguan atau saki!. Penderita seringkali menolak mendapatkan perawatan atau pengobatan, dan akan bergantung pada keputusan yang diambil oleh keluarga atau caregiver.<br />
Pada beberapa negara dengan fasilitas dan sumber daya kesehatan mental yang meneukupi terdapat klinik khusus untuk gangguan psikotik fase awal yang sudah merupakan bagian dari sistem kesehatan mental. Namun demikian, di Indonesia dengan fasilitas dan sumber daya kesehatan mental yang terbatas dan tersebar tidak merata, belum ada klinik khusus untuk gangguan psikotik fase awal. Perawatan penderita gangguan psikotik fase awal sebagian besar ditanggung oleh keluarga.<br />
Studi pendahuluan yang bertujuan pada pemberdayaan keluarga untuk mengurangi stigma pada gangguan psikotik di Jogjakarta menunjukkan, jika pengetahuan keluarga pada gangguan psikotik dan skizofrenia sangat rendah. Pengetahuan yang rendah ini membutuhkan intervensi, sehinggajika pengetahuan meningkat diharapkan manajemen gangguan psikotik akan lebih baik.<br />
Tujuan<br />
Untuk melakukan identifikasi pengaruh intervensi psikoedukasi interaktif singkat tentang skizofrenia terhadap pengetahuan caregiver, keteraturan kontrol, ketaatan pengobatan dan kekambuhan pada penderita gangguan psikotik fase awal. <br />
Subyek dan Metodologi<br />
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pre-test and post-test group control design. Sebanyak 100 penderita gangguan psikotik fase awal dan caregiver diikutsertakan dalam penelitian ini. Sesi intervensi psikoedukasi interaktif singkat dilakukan sebanyak empat kali menggunakan modul psikoedukasi interaktif singkat oleh petugas kesehatan yang telah dilatih, dilakukan seeara individu di rumah caregiver. Instrumen yang dipakai pada penelitian ini adalah Instrumen pengetahuan tentang skizofrenia, Laporan keteraturan kontrol, Ketaatan pengobatan, Kekambuhan, skala BPRS (Brief Psychiatric Rating Scale), GAF (Global Assessment of Functional Scale), PANSS (Positive and Negative Symptoms of Schizophrenia), PSST (Premorbid Schizoid-Schizotypal Traits), DUP (Duration of Untreated Psychosis), daftar isian responden, dan panduan wawaneara mendalam. Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat antara variabel-variabel yang diteliti. Dilakukan juga penearian data kualitatif dengan eara in-depth interview untuk melengkapi data kuantitatif. Subyek kemudian diikuti selama 6 bulan.<br />
Hasil Penelitian<br />
Skor KOS (Know/edge of Schizophrenia) pada caregiver setelah dilakukan intervensi, terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah 6 bulan (p< |
---|