Efisiensi Pemanfaatan Air Tanaman Padi Pada Bagian Hulu, Tengah Dan Hilir Daerah Aliran Sungai Yeh Ho Provinsi Bali
<p>Ketersediaan air untuk irigasi dan air minum di Pulau Bali semakin berkurang, sementara kebutuhan beras sebagai bahan makanan pokok terus meningkat.Penelitianbertujuan untuk mendapatkanteknik pengairan yang efisien tanpa menurunkan hasil. Tiga varietas tanaman padi, yaitu Mekongga, Inpari 1...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Program Pascasarjana Fak. Pertanian Universitas G
2012
|
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/95270/ http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=3088 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | <p>Ketersediaan air untuk irigasi dan air minum di Pulau Bali semakin berkurang, sementara kebutuhan beras sebagai bahan makanan pokok terus meningkat.Penelitianbertujuan untuk mendapatkanteknik pengairan yang efisien tanpa menurunkan hasil. Tiga varietas tanaman padi, yaitu Mekongga, Inpari 1 dan Inpari 10 Laeya ditanam dengan menggunakan tiga cara pengairan, yaitu pengairan terus menerus, pengairan 4 hari sekali dan pengairan 8 hari sekali selama tiga musim tanam. Sebelum penelitian lapangan, terlebih dahulu dilakukan percobaan pot untuk menentukan dosis pupuk dilapangan.Hasil percobaan pot menunjukkan bahwa tanaman yang dipupuk dengan 150 kgureaha-1, 100 kg SP 36ha-1 dan 100 kg KClha-1menghasilkan biomasa tertinggi.Dosis pemupukan ini kemudian digunakan dalam percobaan lapangan.Data dianalisis menggunakan analisis gabungan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa penanaman tanaman padi pada musin tanam yang berbeda memberikan hasil yang berbeda pula. Musim tanam pertama menghasilkan gabah kering giling tertinggi, yaitu 7,24 tha-1, disusul oleh musim tanam kedua, yaitu 6,69 tha-1dan musim tanam ketigayaitu 6,23tha-1. Berdasarkan perbedaan lokasi, penanaman dihilir menghasilkan gabah kering giling tertinggi,yaitu 7,26tha-1, disusul oleh penanaman di tengah, yaitu 6,46t ha-1dan hulu, yaitu 6,45 tha-1. Teknik pengairan 8 hari sekali memberikan hasil tertinggi yaitu 7,40 t ha-1, disusul oleh pengairan 4 hari sekali, yaitu 6,49tha-1 dan pengairan terus menerus, yaitu 6,28 tha-1. Ketiga varietas padi yang ditanam memberikan hasil yang berbeda.Varietas Inpari 10Laeya memberikan hasil yang tertinggi, yaitu 7,08 t ha-1, disusul olehMekongga,yaitu 6,80 t ha-1danInpari1, yaitu 6,74 tha-1. Dalam penggunaan air, musim tanam pertamamerupakan musim yang paling efisien, yaitu 1,21kg/m3, disusul oleh musim tanam kedua,yaitu 1,02 kg/m3 dan musim tanam ketiga,yaitu 1,01 kg/m3. Lokasi hulu merupakan lokasi yang paling efisien dalam memanfaatkan air, yaitu 1,35 kg/m3, disusul oleh lokasi hilir, yaitu 1,14 kg/m3danlokasi tengah, yaitu 1,01 kg/m3. Teknik pengairan 8 hari sekali merupakan teknik pengairan yang efisien, yaitu 1,24 kg/m3, disusul oleh oleh teknik pengairan 4 hari sekali, yaitu 1,17 kg/m3 dan pengairan terus menerus, yaitu1,14 kg/m3. Varietas Inpari 1merupakan varietas yang paling efisien, yaitu1,14 kg/m3,disusul oleh Inpari 10 Laeya, yaitu 1,10 kg/m3,dan Mekongga, yaitu1,04 kg/m3. Selama 14 bulan penanaman sepanjang daerah aliran sungai Yeh Ho, teknik pengairan terus menerus menggunakan air 28,700 m3ha-1 dari cadangan air sebanyak 62,700 m3ha-1, disusul oleh pengairan 4 hari sekali, yaitu 25,200 m3ha-1dari cadangan air sebanyak 66,100m3ha-1dan pengairan 8 hari sekali, yaitu 22,100m3ha-1daricadangan air sebanyak 69,200m3ha-1.Hasil analisis regresi stepwise menunjukkan bahwa komponen hasil didukung jumlah malai/rumpunsaat panen 24,39%, jumlah anakan waktu panen 21,95%, jumlah anakan 49 HST21,95%, gabah isi/malai17,07%, jerami 4,88%, dan nisbah gabah/jerami2,44%. Varietas Mekongga, Inpari 1 atau Inpari 10 Laeya dapat direkomendasikan untuk ditanam secara luas menggunakan teknik pengairan 8 hari sekali.</p> |
---|