UNSUR-UNSUR KESENIAN JAWA DALAM INKULTURASI GEREJA KATOLIK KEVIKEPAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERSPEKTIF AKSIOLOGI

<p>Sukatmi Susantina, 2012. Unsur-Unsur Kesenian Jawa Dalam Inkulturasi Gereja Katolik Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta Perspektif Aksiologi.<br /> Objek material dari penelitian ini adalah kesenian, dengan konsentrasi inkulturasi unsur-unsur kesenian Jawa, sedangkan objek formalnya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Susantina, Sukatmi
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
Published: [Yogyakarta] : Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 2012
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/95376/1/UNSUR-UNSUR%20KESENIAN%20JAWA%20DALAM%20INKULTURASI%20GEREJA%20KATOLIK%20KEVIKEPAN%20DAERAH%20ISTIMEWA%20YOGYAKARTA%20PERSPEKTIF%20AKSIOLOGI%20-%20Sukatmi%20Susantina.pdf
https://repository.ugm.ac.id/95376/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:<p>Sukatmi Susantina, 2012. Unsur-Unsur Kesenian Jawa Dalam Inkulturasi Gereja Katolik Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta Perspektif Aksiologi.<br /> Objek material dari penelitian ini adalah kesenian, dengan konsentrasi inkulturasi unsur-unsur kesenian Jawa, sedangkan objek formalnya adalah aksiologi.Aksiologi sering disebut dengan filsafat nilai. Teori umum tentang nilai bermula dari perdebatan antara Alexius Meinong dengan Christian van Ehrenfels berkaitan dengan sumber nilai. Meinong mengemukakan bahwa sumber nilai adalah perasaan (feeling), sedangkan Ehrenfels mengatakan sumber nilai adalah hasrat keinginan (desire). Konflik tentang sumber nilai itu subjektif ataukah objektif menjadi diskusi begitu panjang bagi para filsuf. Dalam kehidupan seharihari persoalan aksiologi selalu muncul, baik persoalan pendidikan, hukum, maupun kebudayaan.<br /> Inkulturasi adalah proses agama berakar di dalam budaya lain, agama mengakui kesenian setempat, mengadopsi dan menggunakannya dalam peribadatan.Untuk mengetahui konsep-konsep aksiologi dari para filsuf, nilai-nilai kesenian Jawa, serta dimensi aksiologis dalam proses inkulturatif, maka penelitian ini diawali dengan studi pustaka sebagai pembangun kerangka pikir dan membantu mempertajam analisis ketika penelitian lapangan dilakukan. Wilayah penelitian Kevikepan Yogyakarta dibagi dalam sub.-sub. daerah sesuai dengan kabupaten di kota Yogyakarta. Secara garis besar analisis data dilakukan secara interpretatif hermenetik, komparasi, historis, dan analisis heuristika.<br /> Hasil penelitian dari Disertasi ini dapat disimpulkan sebagai berikut: Konsep-konsep aksiologi yang dikemukakan beberapa filsuf menghasilkan beberapa teori nilai yaitu: teori Subjektif aksiologis, teori objektif aksiologis dan teori relational aksiologis. Agar aksiologi lebih bermakna, maka dibutuhkan aktualisasi ke level praksis menuju kesenian Jawa dalam inkulturasi Gereja.<br /> Amanat Konsili Vatikan II yang diterjemahkan dalam kehidupan menggereja oleh Keuskupan Agung Semarang (KAS) bahwa Gereja berfungsi melayani masyarakat yang mengarah pada penghayataan iman yang terkait dengan lingkungan budaya setempat. Adanya pertemuan antar Gereja dan kebudayaan Jawa yang ditandai dengan tahap-tahap inkulturasi, tetap mengedepankan nilainilai moral dan norma-norma Gereja. Nilai-nilai kesenian Jawa yang diadopsi Gereja mencakup : bahasa, seni, kostum, dan model bangunan gereja. Hasil dari penelitian ini juga memaparkan tentang dimensi-dimensi aksiologis yaitu dimensi etis,dimensi estetis dan dimensi religius.</p>