Deriving sunnatic codes in Abrahamic hospitality for hospitable event = Merumuskan aturan sunnah dari keramahan nabi Ibrahim untuk pelayanan acara resepsi
The Qur’an commanded the Prophet Muhammad PBUH to convey the story of Prophet Ibrahim's (Abrahamic) hospitality to the believers, which emphasizes the urgency for them to ponder the story and derive relevant lessons from it. Hence, the current study aims to identify those...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
UIR Press
2023
|
Subjects: | |
Online Access: | http://irep.iium.edu.my/110544/6/110544_Deriving%20sunnatic%20codes%20in%20Abrahamic%20hospitality.pdf http://irep.iium.edu.my/110544/ https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/14246/6112 https://doi.org/10.25299/al-hikmah:jaip.2023.vol20(2).14246 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universiti Islam Antarabangsa Malaysia |
Language: | English |
Summary: | The Qur’an commanded the Prophet Muhammad PBUH to convey the story of Prophet Ibrahim's (Abrahamic) hospitality to the believers, which emphasizes the urgency for them to ponder the story and derive relevant lessons from it. Hence, the current study aims to identify those lessons and design a Sunnatic code applicable to hospitable events. By employing the thematic exegesis method, the study paid a thorough on the Qur’an to sort out the relevant verses related to the concerned topic and further elaborates them with support of Prophetic hadiths and scholarship interpretation. The study discovered that the story of Abrahamic hospitality was repeated thrice throughout the Qur’an further its importance and intertwining information to be emulated by the believers and adherents. Several words used in the story enshrined specific guides pertinent to hospitable reception such as salam which represents the best greeting; Ibrahim and his wife meant by the reception by the owners or highest person in authority; waited not meant to hasten; calf signifies local material; fat for the quality of the ingredients; hanidh for a fast but aesthetical meal; while showing the wariness meant to be honest in expressing the emotion.
Al-Qur’an memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan kisah keramahtamahan Nabi Ibrahim (Abraham) kepada orang-orang beriman, yang menekankan pentingnya bagi mereka untuk merenungkan kisah tersebut dan mengambil pelajaran yang relevan darinya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelajaran-pelajaran tersebut dan merancang aturan Sunnah yang dapat diterapkan pada acara ramah tamah. Dengan menggunakan metode tafsir tematik, penelitian ini mengkaji secara mendalam Al-Qur’an untuk memilah ayat-ayat yang relevan dengan topik yang bersangkutan dan menguraikannya lebih lanjut dengan dukungan hadis Nabi dan tafsir keilmuan. Studi ini menemukan bahwa kisah keramahtamahan Ibrahim diulang tiga kali di seluruh Al-Qur'an, semakin penting dan saling terkait informasi yang harus ditiru oleh orang-orang beriman dan penganutnya. Beberapa kata yang digunakan dalam kisah tersebut memuat panduan khusus yang berkaitan dengan sambutan ramah seperti salam yang melambangkan sapaan terbaik; yang dimaksud Ibrahim dan istrinya adalah penyambutan oleh pemilik atau tuan rumah; menunggu yang berarti tidak terburu-buru; betis menandakan bahan makanan lokal; lemak berarti bahan makanan berkualitas; hanidh berarti hidangan cepat saji namun tetap estetis; sambil menunjukkan kehati-hatian berarti jujur dalam mengungkapkan emosi. |
---|