Mewujudkan Sistem Berpresiden Murni di Indonesia (Sebuah Gagasan dalam Ikhtiar Penyempurnaan Sistem Perlembagaan Indonesia)

Undang-Undang Dasar 1945 yang diperkenankan oleh PPKI pada 18 Ogos 1945 dan perubahan pada awal era reformasi membentuk sistem pemerintahan berpresiden. Pengukuhan sistem berpresiden merupakan salah satu terma Perjanjian Dasar Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat ketika meny...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Azed, Abdul Bari
Format: Article
Language:English
Published: Tun Dr. Mahathir Mohamad Thoughts Institute (IPDM) 2017
Subjects:
Online Access:https://repo.uum.edu.my/id/eprint/29850/1/JLP%2002%2001%202017%20130-151.pdf
https://repo.uum.edu.my/id/eprint/29850/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universiti Utara Malaysia
Language: English
Description
Summary:Undang-Undang Dasar 1945 yang diperkenankan oleh PPKI pada 18 Ogos 1945 dan perubahan pada awal era reformasi membentuk sistem pemerintahan berpresiden. Pengukuhan sistem berpresiden merupakan salah satu terma Perjanjian Dasar Panitia Ad Hoc I Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat ketika menyusun pelan rancangan perubahan UUD1945 (1999-2002). Namun demikian, UUD 1945 hasil perubahan dari pelbagai peruntukan UU masih menunjukkan pengaruh kuatnya “rasa Parlementer”. Atas dasar itu, telah berkembang pemikiran dari berbagai tingkat di tanah air untuk melakukan pengukuhan sistem berpresiden dalam bentuk pemurnian sistem berpresiden, terutamanya melalui pindaan Perlembagaan 1945 dalam rangka menyempurnakan sistem perlembagaan Indonesia pada masa akan datang. Tujuannya adalah agar Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat berada dalam kedudukan yang tepat dengan mandat kuasa yang tidak bertindih dan dalam garis sempadan yang tegas dan tulus sebagaimana sistem berpresiden pada umumnya yang berlaku di negaranegara maju dalam sebuah sistem yang saling mengawal dan mengimbangi (checks and balances) secara efektif. Selain itu, ianya sebagai rangka untuk mewujudkan badan kepresidenan yang kuat dan efektif serta efisien dalam menjalankan tugasan fungsi pemerintahan (eksekutif) supaya ianya sesuai dengan mandat majoriti pengundi dalam pilihan raya umum secara langsung.