PENGARUH PEMANASAN TERHADAP KARAKTERITIK MAGNETIK LEMPUNG

Telah dilakukan kajian mengenai karakterisak magnetik dari lempung dan proses pembakaran. Kaftan dilakukan terhadap sampel lapangan berupa klinker dari Tanjung Redep Kalimantan Timur dan sampe l laboratorium yang terbuat dari lempung yang cliambil dari areal persawahan, lapisan tanah bagian permukaa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: KASMIATI, SITTI
Format: Theses
Language:Indonesia
Subjects:
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/2238
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Telah dilakukan kajian mengenai karakterisak magnetik dari lempung dan proses pembakaran. Kaftan dilakukan terhadap sampel lapangan berupa klinker dari Tanjung Redep Kalimantan Timur dan sampe l laboratorium yang terbuat dari lempung yang cliambil dari areal persawahan, lapisan tanah bagian permukaan dan endapan yang terjadi di dalam gua kaput.. Metoda yang dgunakan untuk melakukan karakterisasi magnetik antara lain pengukuran suseptibilitas magnetik, pengukuran AR161 (anhysteretic remanent magnetization), dan pengukuran IRM (isothermal remanent magnetization). Hasil pengukuran suseptibilitas magnetik menunjukkan bahwa nilai suseptibilitas magnetik pada klinker bervcrriasi tergantung pada ukuran bulir dan warn, yang berkaitan dengan lama dan intensrtas pembakaran. Hasil simulasi pembakaran yang dilakukan terhadap sampel-sampel laboratorium menunjukkan bahwa pembakaran dengan suhu 500 ° menyebabkan peningkatan ni/al susepribilitas, sementara pembakaran pada suhu 500 ° nenyehabkan penurunan trilai suseptibilitas. Hal serum juga terjadi pada intetrsitas ARM. Sementara itu, kurva peluruhan intensitas ARM' sebehrm dan sesudah pembakaran pada suhu 500 ° tidak menunjukkan adanya perubahan. Hal ini sangat berbeda dengan pembakaran pada suhu 800°. Kurva peluruhan ARM sebelum dan sesudah pembakaran menunjukkan adanya perbedaan yang mengindikasikan terbentuknya mineral magnetik yang barn. Pada proses ini diduga, sebagian mineral magnetite (Fe3O4) mengalami oksidasi dan herubah mer jadi mineral hematite (Fe 203). Meskipun demikian, mineral magnetite tetap mendominasi mineral magnetik yang ada Pengukuran IRM pada sampe/ yang dibakar pada suhu 400 ° 7000, dan 800 ° tetap mengindikasikan mineral magnetite sebagai mineral magnetik utama. Hal ini juga diperkuat oleh basil analisa dengan metoda d a k s i sinar X (XRD).