#TITLE_ALTERNATIVE#

<p align="justify">Studi deformasi Gunung Api adalah salah satu kunci mempelajari geodinamika bumi. Lokasi studi berada di Guung api Anak Krakatau yang dahulu dikenal sebagai Gunung Api Krakatau. Gunung tersebut pernah meletus pada tahun 1883 dengan kategori letusan berada pada skala...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER
Format: Final Project
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/25325
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
id id-itb.:25325
spelling id-itb.:253252018-09-18T10:48:08Z#TITLE_ALTERNATIVE# DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER Indonesia Final Project INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/25325 <p align="justify">Studi deformasi Gunung Api adalah salah satu kunci mempelajari geodinamika bumi. Lokasi studi berada di Guung api Anak Krakatau yang dahulu dikenal sebagai Gunung Api Krakatau. Gunung tersebut pernah meletus pada tahun 1883 dengan kategori letusan berada pada skala 6 dari 9 menurut Volcanic Explosivity Index <br /> <br /> Gunung Anak Krakatau lahir dari erupsi kaldera Krakatau. Gunung tersebut telah aktid selama beberapa dekade dan aktivitas signifikan terjadi selama 2006-2011. Aktivitas itu direkam oleh satellit SAR, ALOS-1 yang dibuat dan diluncurkan oleh JAXA (Japanese Aerospace Exploration Agency). Satelit tersebut menggunakan gelombang radar kanal L. Gelombang tersebut ditransmisikan untuk mencitrakan bentuk muka bumi dan diproses menjadi citra radar. Citra radar mengandung data fase dan amplitude yang direpresentasikan dalam bilangan kompleks. Maka, diperlukan operasi complex conjugate cross-multiplying untuk mendapatkan citra inteferogram. Deformasi gunung api diestimasi Diffrential Insar dalam metode two-pass. Metode ini membutuhkan Digital Elevation Model untuk membuat sythetic inteferogram untuk kepentingan referensi vertical. <br /> <br /> Pengamatan Gunung Anak Krakatau berlangsung selama lima tahun. Hal ini ditujukan oleh beberapa citra radar yang mempunyai beragam deformasi sepanjang tahun tersebut. InSAR mempunyai kapasitas untuk mengobservasi seluruh wilayah Gunung Api Anak Krakatau. Deformasi tersebut juga diikuti oleh aktivitas seismik seperti gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal, gempa tektonik lokal, dan gempa tekntonik jauh. Gempa vulkanik dangkal dan dalam lebih mempengaruhi Gunung Api Anak Krakatau dengan gempa vulkanik dangkal lebih dominant dari gempa vulkanik dalam. <br /> <br /> Pengukuran InSAR cukup baik dalam mengamati deformasi Gunung Api Anak Krakatau. Hal ini diukur dengan mengestimasi nilai coherence untuk setiap pixel dari Gunung Api Anak Krakatau. Ada lebih dari 60% pixel meliput area observasi.<p align="justify"> text
institution Institut Teknologi Bandung
building Institut Teknologi Bandung Library
continent Asia
country Indonesia
Indonesia
content_provider Institut Teknologi Bandung
collection Digital ITB
language Indonesia
description <p align="justify">Studi deformasi Gunung Api adalah salah satu kunci mempelajari geodinamika bumi. Lokasi studi berada di Guung api Anak Krakatau yang dahulu dikenal sebagai Gunung Api Krakatau. Gunung tersebut pernah meletus pada tahun 1883 dengan kategori letusan berada pada skala 6 dari 9 menurut Volcanic Explosivity Index <br /> <br /> Gunung Anak Krakatau lahir dari erupsi kaldera Krakatau. Gunung tersebut telah aktid selama beberapa dekade dan aktivitas signifikan terjadi selama 2006-2011. Aktivitas itu direkam oleh satellit SAR, ALOS-1 yang dibuat dan diluncurkan oleh JAXA (Japanese Aerospace Exploration Agency). Satelit tersebut menggunakan gelombang radar kanal L. Gelombang tersebut ditransmisikan untuk mencitrakan bentuk muka bumi dan diproses menjadi citra radar. Citra radar mengandung data fase dan amplitude yang direpresentasikan dalam bilangan kompleks. Maka, diperlukan operasi complex conjugate cross-multiplying untuk mendapatkan citra inteferogram. Deformasi gunung api diestimasi Diffrential Insar dalam metode two-pass. Metode ini membutuhkan Digital Elevation Model untuk membuat sythetic inteferogram untuk kepentingan referensi vertical. <br /> <br /> Pengamatan Gunung Anak Krakatau berlangsung selama lima tahun. Hal ini ditujukan oleh beberapa citra radar yang mempunyai beragam deformasi sepanjang tahun tersebut. InSAR mempunyai kapasitas untuk mengobservasi seluruh wilayah Gunung Api Anak Krakatau. Deformasi tersebut juga diikuti oleh aktivitas seismik seperti gempa vulkanik dalam, gempa vulkanik dangkal, gempa tektonik lokal, dan gempa tekntonik jauh. Gempa vulkanik dangkal dan dalam lebih mempengaruhi Gunung Api Anak Krakatau dengan gempa vulkanik dangkal lebih dominant dari gempa vulkanik dalam. <br /> <br /> Pengukuran InSAR cukup baik dalam mengamati deformasi Gunung Api Anak Krakatau. Hal ini diukur dengan mengestimasi nilai coherence untuk setiap pixel dari Gunung Api Anak Krakatau. Ada lebih dari 60% pixel meliput area observasi.<p align="justify">
format Final Project
author DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER
spellingShingle DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER
#TITLE_ALTERNATIVE#
author_facet DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER
author_sort DANIEL PRATAMA (NIM : 15112031), ALEXANDER
title #TITLE_ALTERNATIVE#
title_short #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full #TITLE_ALTERNATIVE#
title_fullStr #TITLE_ALTERNATIVE#
title_full_unstemmed #TITLE_ALTERNATIVE#
title_sort #title_alternative#
url https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/25325
_version_ 1821910393041190912