STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARANROKOK DUNHILL (Studi Kasus: ASMO Cirebon)

Dunhill sebagai bagian dari Merek Global BAT (British American Tobacco), harus mengikuti arahan dari Global Brand Code, termasuk tentang pencitraan yang ingin dibentuk. Lima pencitraan utama untuk Dunhill adalah Kualitas yang baik, Modern, stylish, Premium, dan Perokok di bawah 30 tahun. Pencitraani...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: AGUSTIYO (NIM : 29115005), TRIE
Format: Theses
Language:Indonesia
Online Access:https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/31365
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Institut Teknologi Bandung
Language: Indonesia
Description
Summary:Dunhill sebagai bagian dari Merek Global BAT (British American Tobacco), harus mengikuti arahan dari Global Brand Code, termasuk tentang pencitraan yang ingin dibentuk. Lima pencitraan utama untuk Dunhill adalah Kualitas yang baik, Modern, stylish, Premium, dan Perokok di bawah 30 tahun. Pencitraanini masuk ke dalam komunikasi apapun untuk konsumen, termasuk aktivitasabove-the-line dan below-the-line. Sayangnya, Dunhill kurang memiliki aktivitas pemasaran konsumen dan ini membuat Dunhill menjadi jauh dari konsumennya. Akibatnya, citra merek Dunhill semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, Dunhillbutuh untuk membuat strategi komunikasi pemasaran dengan mengevaluasi personifikasi dari merek Dunhill. <br /> <br /> <br /> Pencitraan merek dapat diukur pada dua parameter, termasuk asosiasi merek yang dianggap oleh pelanggan dan personifikasi merek (Davis, 2000). Personifikasi merek memberikan persepsi yang lebih otentik karena pelanggan dapat menggambarkan merek tersebut ke dalam karakteristik manusia. Dengan keterbatasan memasukkan produk ke dalam komunikasi pemasaran, semua perusahaan rokok menjadi lebih kreatif untuk menjual citra merek melalui personifikasi. Focus Group Discussion adalah alat untuk menangkap persepsi tentang personifikasi Dunhill di masyarakat. Bobotoh Persib di Cirebon dipilih sebagai subjek penelitian karena memiliki lebih dari 1.000 anggota di daerah dengan pertumbuhan tertinggi untuk perusahaan. <br /> <br /> <br /> Berdasarkan penelitian tersebut, ada beberapa kesenjangan antara 10 personifikasi merek Dunhill. Untuk memperbaiki persepsi tersebut, perlu dibangun kembali strategi komunikasi pemasaran sebagai bagian untuk merevitalisasi merek. Pergerseran personifikasi Dunhill terjadi karena kebijakan Top Down pada setiap aktivitas pemasaran. Sebagai bentuk rekomendasi, perusahaan harus memberi ruang untuk aktivasi lokal dan mencoba mengeksplorasi media komunikasi melalui media online, agar bisa menstimulus pemasaran dari mulut ke mulut pada perokok dewasa di bawah 30 tahun dan terhubung dengan mereka sepenuhnya secara emosional. <br /> <br />