LARUTAN KALIUM KLORIDA EUTEKTIK SEBAGAI BAHAN BERUBAH FASE UNTUK PENYIMPANAN DINGIN IKAN JANGKA PENDEK
Sekitar 90-95% nelayan Indonesia merupakan nelayan skala kecil, di mana mereka menggunakan kapal dengan kapasitas 10 GT (gross ton) atau lebih kecil untuk menangkap ikan. Kondisi ini membuat mereka tidak dapat memasang freezer untuk menyimpan ikan atau mesin es untuk membuat es di atas kapal. Mak...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/53830 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Sekitar 90-95% nelayan Indonesia merupakan nelayan skala kecil, di mana mereka
menggunakan kapal dengan kapasitas 10 GT (gross ton) atau lebih kecil untuk
menangkap ikan. Kondisi ini membuat mereka tidak dapat memasang freezer untuk
menyimpan ikan atau mesin es untuk membuat es di atas kapal. Maka dari itu,
nelayan-nelayan tradisional membawa es untuk menyimpan ikan. Disebabkan oleh
tingginya penggunaan es setelah menangkap ikan, maka es batu menjadi
pengeluaran yang signifikan bagi profesi mereka. Es tidak dapat digunakan lagi,
sebab es akan dibuang setelah mencair. Es ditambahkan lagi setelah es mencair,
sehingga meningkatkan pengeluaran nelayan.
Solusi alternatif bagi penyimpanan dingin untuk ikan menggunakan bahan berubah
fase (PCM) ditawarkan pada riset ini. Bahan berubah fase, ketika diwadahi dengan
baik, akan dapat digunakan kembali. Larutan kalium klorida (KCl) eutektik
digunakan sebagai PCM. PCM ini memiiliki komposisi eutektik 19,5% (wt.%) KCl.
PCM ini meleleh pada ?10,7 °C, sehingga cocok untuk media penyimpanan dingin,
dan kalor perbahan fase sebesar 253 kJ/kg, yang diwadahi pada pouch zip-lock
berbahan aluminium-foil untuk mencegah kebocoran larutan dan mencegah
kontaminasi dengan ikan. Tiap pouch mewadahi 670 gram larutan KCl eutektik.
Dua boks Polystyrene, dengan volume 53 liter, digunakan untuk menyimulasikan
cool box yang digunakan nelayan atau pengepul ikan. Dua boks ini berisi media
penyimpanan dingin berbeda, yaitu larutan KCl eutektik dan es dengan dua
konfigurasi: es diwadahi di pouch yang sama dengan larutan KCl, dan es batu atau
pecahan es. Uji organoleptik juga dilakukan untuk mengukur kesegaran ikan.
Hasil eksperimen menunjukkan cool box yang dilengkapi pouch PCM memiliki
temperature yang konsisten pada 0 hingga 3 °C, bertahan selama 18–24 jam,
tergantung pada peletakan boks. Temperatur PCM konsisten pada sekitar ?11 °C.
Kualitas ikan di dalam boks berisi pouch PCM pun dinilai lebih baik dari boks
berisi pouch es ataupun yang berisi es batu. Meskipun penyimpanan selama 24 jam
tidak menghasilkan kualitas ikan yang berbeda jauh, namun untuk durasi lebih
lama (2 hingga 3 hari) perbedaan kualitas ikan dapat menjadi signifikan. |
---|