Pemutusan Hubungan Kerja Karena Alasan Efisiensi Dengan Adanya Otomasi

Skripsi ini menguraikan masalah ketenagakerjaan akibat dari adanya revolusi industri 4.0 dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif. Hasil akhir dari penelitian ini, yaitu pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja dengan alasan efisiensi karena adanya otomasi sesua...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Claravia Adhyne, -
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2021
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/104024/1/1.%20HALAMAN%20JUDUL.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/2/2.%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/3/3.%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/4/4.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/5/5.%20BAB%20II%20PEMUTUSAN%20HUBUNGAN%20KERJA....pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/6/6.%20BAB%20III%20PERLINDUNGAN%20HUKUM....pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/7/7.%20BAB%20IV%20PENUTUP.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/8/8.%20DAFTAR%20BACAAN.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/9/PERNYATAAN%20KESEDIAAN%20PUBLIKASI.pdf
http://repository.unair.ac.id/104024/
http://www.lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Skripsi ini menguraikan masalah ketenagakerjaan akibat dari adanya revolusi industri 4.0 dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif. Hasil akhir dari penelitian ini, yaitu pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap pekerja dengan alasan efisiensi karena adanya otomasi sesuai Pasal 154A ayat (1) huruf b UU Cipta Kerja dengan memberikan maksimal pesangon 19 kali upah bulanan yang didapat dari upah pesangon dengan masa kerja maksimal 8 tahun atau lebih mendapatkan 9 bulan upah sesuai dengan Pasal 156 ayat (2) UU Cipta Kerja, dan uang penghargaan masa kerja dengan masa kerja maksimal 24 tahun atau lebih mendapatkan 10 bulan upah sesuai Pasal 156 ayat (3) UU Cipta Kerja serta 6 kali jaminan kehilangan pekerjaan (JKP) sebagai pesangon sesuai Pasal 46A UU Cipta Kerja. Perlindungan hukumnya terdapat dalam Pasal 156 UU Cipta Kerja. Perlindungan hukum preventif berupa tindakan skorsing didalam Pasal 157A ayat (2) UU Cipta Kerja dan didalam Pasal 96 ayat (1) UU Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, sedangkan perlindungan represif dengan memberi sanksi kepada pelaku apabila terjadi pelanggaran terhadap segala aturan yang berlaku.