Pengaruh Motivasi, Tipe Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi (Studi di Polsek Jajaran Polda Jawa Timur)
Angka kriminalitas semakin meningkat pada 3 tahun terakhir di Jawa Timur (Latif, 2011; Listanti, 2011; Purwanto, 2013; Yoga, 2013). Hasil survei Evaluasi Kinerja Lembaga Penegakan Hukum dari Jaringan Suara Indonesia (2011) pun mengatakan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menempati urutan ketiga...
Saved in:
| Summary: | Angka kriminalitas semakin meningkat pada 3 tahun terakhir di Jawa Timur (Latif, 2011; Listanti, 2011; Purwanto, 2013; Yoga, 2013). Hasil survei Evaluasi Kinerja Lembaga Penegakan Hukum dari Jaringan Suara Indonesia (2011) pun mengatakan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menempati urutan ketiga dalam data ketidakpuasan masyarakat terhadap penegakan hukum sebanyak 37,5% setelah KPK dan Kejaksaan Agung. Dalam 3 tahun terakhir, prosentase penyelesaian perkara di Jawa Timur pun menurun di angka 62,97% tahun 2010, 54, 87 % tahun 2011, dan menurun lagi menjadi 53,8% tahun 2012. Ditambah lagi dengan adanya tunggakan penyelesaian perkara sebesar 17911 tahun 2005-2009, sebesar 12111 tahun 2010-2011, dan sebesar 7617 pada tahun 2012 (Anev Direskrimum, 2012). Penurunan prosentase penyelesaian kasus ini identik dengan kinerja Polda Jatim dan jajarannya. Sehingga diperlukan pembenahan dalam menjalankan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi (Motivator Factor dan Hygiene Factor), kepemimpinan (Transformational, Transactional, dan Laissez faire leadership), dan budaya organisasi terhadap kinerja organisasi (Kepolisian Sektor Jajaran Polda Jawa Timur). Unit analisis penelitian ini adalah 147 Kepolisian Sektor yang terdiri dari anggota kepolisian Unit Reserse dan Kriminal tingkat Kepolisian Sektor jajaran Polda Jawa Timur sebanyak 423 orang.. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Holden’s Motivational Questionnaire (HMQ), Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ), dan Denison Organizational Culture Survey (DOCS). Analisis data menggunakan analisis regresi dengan program SPSS 16.00 for windows.. Analisis simultan menunjukkan motivator Factor, transactional leadership, budaya organisasi secara bersama-sama mempunyai hubungan yang lemah dengan kinerja penyidik di Polsek (r = 0.236) atau sebesar 6%. Sedangkan Hygiene Factor, transactional leadership, budaya organisasi secara bersama-sama mempunyai hubungan yang lemah dengan kinerja penyidik di Polsek (r = 0.230) atau sebesar 5%. Analisis parsial menunjukkan Motivator factor, Hygiene factor, kepemimpinan transformasional tidak berpengaruh terhadap dengan kinerja. Kepemimpinan transaksional berpengaruh terhadap kinerja penyidik sebesar 3%. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja penyidik sebesar 4%. Secara parsial sub faktor supervision dan status (dari variabel Hygiene Factor), idealized behavior (kepemimpinan transformasional), dan management by exception (kepemimpinan transaksional) berpengaruh pada kinerja. |
|---|