Pengaruh Structural Empowerment Dan Psychological Empowerment Terhadap Kinerja Program Pemberian Asi Eksklusif (Studi Di Kampung Asi Kota Surabaya)
Status gizi bayi di Indonesia masih menjadi masalah. Faktor penyebab status gizi bayi rendah adalah pemberian ASI eksklusif yang tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi. Capaian ASI eksklusif Kota Surabaya (69,15%) masih dibawah rata-rata capaian ASI eksklusif provinsi Jawa Timur (74,83%) pada tahun 201...
Saved in:
Summary: | Status gizi bayi di Indonesia masih menjadi masalah. Faktor penyebab status gizi bayi rendah adalah pemberian ASI eksklusif yang tidak memenuhi kebutuhan gizi bayi. Capaian ASI eksklusif Kota Surabaya (69,15%) masih dibawah rata-rata capaian ASI eksklusif provinsi Jawa Timur (74,83%) pada
tahun 2015-2019. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh structural empowerment dan psychological empowerment terhadap kinerja program pemberian ASI eksklusif di Kota Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Kota Surabaya pada bulan Januari-September 2020. Unit analisis penelitian ini adalah kampung ASI. Populasi penelitian ini adalah 101 kampung ASI di Kota Surabaya.
Besar sampel sebanyak 82 kampung ASI dihitung menggunakan teknik multi stage random sampling. Responden penelitian ini adalah satu kader ASI aktif yang ditentukan oleh Puskesmas untuk mewakili setiap kampung ASI. Uji regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa semakin baik supervisi dan sosialisasi maka
semakin tinggi structural empowerment dan psychological empowerment yang
dirasakan kader ASI. Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif pada structural empowerment terhadap psychological empowerment kader ASI (p=0,000 dan b=0,511). Structural empowerment secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja proses (p=0,023 dan b=0,554) dan kinerja hasil kader ASI (p=0,011 dan b=0,930). Selain itu, Psychological empowerment tidak signifikan mempengaruhi kinerja proses (p=0,075) dan kinerja hasil kader ASI (p=0,902).
Kesimpulannya, semakin tinggi structural empowerment dari Puskesmas maka semakin tinggi psychological empowerment yang dirasakan kader ASI dalam program pemberian ASI eksklusif di kampung ASI. Puskesmas dapat meningkatkan structural empowerment agar dapat memberikan dampak positif
pada kinerja kader ASI dalam program pemberian ASI eksklusif. |
---|