Manajemen Penerimaan Bahan Baku Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) Pada Proses Produksi Ebi Fry di PT. Jala Sembilan, Semarang, Jawa Tengah
Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta permintaan pasar tinggi. Udang adalah penyumbang devisa terbesar untuk produk perikanan kelautan, tercatat tahun 2018 menumbang devisa sebesar 1,3 milyar USD. Udang tergolong dalam perishable food sehingga mudah...
Saved in:
Summary: | Udang merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi serta permintaan pasar tinggi. Udang adalah penyumbang devisa terbesar untuk produk perikanan kelautan, tercatat tahun 2018 menumbang devisa sebesar 1,3 milyar USD. Udang tergolong dalam perishable food sehingga mudah mengalami pembusukan. Salah satu upaya untuk mempertahankan mutu udang adalah dengan proses pengolahan. Tujuan dari pengolahan adalah untuk mempertahankan kualitas, meningkatkan nilai jual, dan mengatasi kelebihan hasil produksi. Penerimaan bahan baku adalah salah satu titik kontrol kritis (CCP) penentu mutu produk udang. Kesalahan pada tahap penerimaan bahan baku dapat mempengaruhi produk yang dihasilkan. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di PT. Jala Sembilan, Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 30 Desember 2019 sampai 23 Januari 2020. Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui cara manajemen penerimaan bahn baku, mengetahui kendala selama proses penerimaan bahan baku, dan mengetahui upaya menanggulangi kendala yang terjadi pada proses penerimaan bahan baku. Metode kerja yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi, wawancara, dan partisipasi aktif dan data sekunder diperoleh dari studi pustaka. Berdasarkan hasil observasi dan partisipasi aktif yang didapat, alur proses manajemen penerimaan bahan baku terdiri dari pembongkaran, sortasi I, sampling, penimbangan, pencucian I, deheading, pencucian II, sortasi II. Kendala utama dalam penerimaan bahan baku udang vaname di PT. Jala Sembilan yakni sulit untuk mencari bahan baku sesuai dengan size yang dibutuhkan sehingga bahan baku udang vaname tidak datang setiap hari. Kedatangan bahan baku terkadang melebihi kemampuan produksi karyawan sehingga bahan baku ditampung sementara dalam coolbox sehingga mutu udang dapat dipertahankan. |
---|