Analisis Bahan Kimia terhadap perkembangan Embrio
Penggunaan bahan kimia dalam makanan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan keawetan. Salah satu bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan adalah asam borat. Menurut Pangestiningsih (1994) asam borat terkenal sebagai pengawet makanan karena tidak memiliki bau dan rasa yang...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Book PeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Zifatama Jawara
2023
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/126394/3/Analisis_Bahan_Kimia.pdf https://repository.unair.ac.id/126394/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English |
Summary: | Penggunaan bahan kimia dalam makanan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan keawetan. Salah satu bahan kimia yang sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan adalah asam borat. Menurut Pangestiningsih (1994) asam borat terkenal sebagai pengawet makanan karena tidak memiliki bau dan rasa yang mencolok. Weir dan Fisher (1972 dalam Smallwood, 1998) melakukan penelitian asam borat pada tikus dengan dosis 2,6; 8,8; 26,3; 87,5; dan 262,5 mg/kg bb per hari.
Pada dosis tertinggi asam borat menunjukkan kematian pada semua hewan uji, sedangkan dosis 87,5 mg/kg bb per hari menyebabkan terjadinya penurunan berat pada badan, hati, ginjal, otak, kelenjar adrenal, ovarium, dan testis. Asam borat juga menyebabkan teratogenesis pada embrio. Hasil penelitian Wijayanto (1993) yaitu pemberian asam borat pada tikus dengan dosis 30 sampai 90 mg/200 g bb/hari menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan tulang dan bentuk kosta yang abnormal terutama pada dosis 90 mg/200 g bb/hari, tetapi tidak menunjukkan fusi kosta. |
---|