Laporan Praktek Kerja Lapangan Pilihan di Peternakan Sapi Perah Hj. Aminah Taman-Sidoarjo
Peternakan ini berdiri pertama kali sekitar tahun 1970. Pemilik pertama peternakan ini bernama Kyai Haji Mochamad Golam yang bertempat tinggal di daerah Kalibokor Surabaya. Kyai Haji Mochamad Golam pada waktu itu hanya memiliki satu ekor sapi perah bangsa Friesian Holstein ( FH ), sapi tersebut dibe...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
2002
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.unair.ac.id/132489/1/23.%20Nur%20Hidaya%20Firlia.pdf https://repository.unair.ac.id/132489/ https://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Peternakan ini berdiri pertama kali sekitar tahun 1970. Pemilik pertama peternakan ini bernama Kyai Haji Mochamad Golam yang bertempat tinggal di daerah Kalibokor Surabaya. Kyai Haji Mochamad Golam pada waktu itu hanya memiliki satu ekor sapi perah bangsa Friesian Holstein ( FH ), sapi tersebut dibeli dari daerah Bebekan — Sidoarjo. Kyai Haji Mochamad Golam beternak sapi perah dengan tujuan agar hasil produksi susunya dimanfaatkan untuk kebutuhan pribadi, karena hasil produksi susu dirasa sudah mencukupi kebutuhan pribadi maka kelebihan hasil produksi susu dibagikan ke tetangga sekitar rumah. karena permintaan susu meningkat maka Kyai Haji Mochamad Golam membeli beberapa ekor sapi perah jenis New Zealand dan Friesian Holstein ( FH ) Grati — Pasuruan untuk memenuhi kebutu.han masyarakat sekitar. Kyai Haji Mochamad Golam beternak sapi perah di K.alibokor — Surabaya mengalami kegagalan selama tiga kali periode dan peternakan yang ada di Kalibokor — Surabaya ditutup. Kemudian peternakan tersebut pindah ke daerah Bebekan Sidoarjo dengan jumlah sapi perah jenis Friesian Holstein ( FH ) Grati — Pasuruan dan New Zealand sebanyak 6 ekor. Peternakan di daerah tersebut tidak bertahan lama karena mendapat banyak teguran dari masyarakat sekitar disebabkan oleh limbah kotoran dari sapi perah dan bau yang sangat mengganggu masyarakat sekitar. Sekitar tahun 1972, akhirnya peternakan tersebut pindah ke daerah Taman — Sidoarjo dengan jumlah sapi perah sebanyak 6 ekor. Didaerah Taman —Sidoarjo permintaan akan susu semakin meningkat, maka jumlah sapi perah yang dipelihara juga bertambah. Oleh karena itu Kyai Haji Mohamad Golam minta bantuan kepada saudaranya yang bernama Haji Akhmad untuk mengelola peternakan itu. Haji Akhmad juga mempunyai peternakan didaerah Cirati |
---|