DETEKSI SHIGA TOXIN-PRODUCING Escherichia coli (STEC) PADA FESES SAPI DAN BABI DENGAN TEKNIK HIBRIDISASI KOLONI

• Main Author: LAKSYUDHA PRASETYO, -
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English
• Published: 2004
• Subjects: S Agriculture; SF Animal culture; SF405.5-407 Laboratory animals
• Online Access: https://repository.unair.ac.id/134841/1/52.%20DETEKSI%20SHIGA%20TOXIN%20-PRODUCING%20Escherichia%20coli%20%28STEC%29%20PADA%20FESES%20SAPI%20DAN%20BABI%20-LAKSYUDHA%20%20PRASETYO%20ABSTRAK.pdf; https://repository.unair.ac.id/134841/; http://www.lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli dengan metoda MPN (Most Probable Number) dan untuk mendeteksi adanya strain STEC (Shiga Toxin Producing Escherichia coli) diantara flora normal yang ada di dalam feses. Penelitian yang dilakukan mulai bulan April sampai dengan Desember 2003 ini menggunakan sampel feses yang berasal dari sapi dan babi. Sebanyak 30 sampel feses sapi dan 30 sampel feses babi dilakukan pengujian terhadap bakteri Coliform dan Escherichia coli dengan metoda MPN. Deteksi terhadap STEC menggunakan teknik hibridisasi koloni dengan probe non radioaktif. Probe berasal dari kontrol positif, yaitu isolat DNA dari STEC Stx1.2 Jepang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 sampel feses sapi kesemuanya adalah bakteri Coliform dan 25 diantaranya adalah bakteri Escherichia coli. Diantara 25 bakteri Escherichia coli tersebut, 11 adalah positif strain STEC. Sedangkan pada feses babi, 29 sampel adalah bakteri Coliform dan 27 diantara Coliform tersebut adalah bakteri Escherichia coli. Sejumlah 12 sampel dari bakteri Escherichia coli tersebut merupakan positif STEC. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan teknik hibridisasi koloni dapat terdeteksi strain STEC pada feses sapi yang diambil dari peternakan sapi perah dan feses babi yang diambil dari rumah potong hewan. Hal ini berarti bahwa aspek kesehatan lingkungan harus lebih ditingkatkan lagi untuk pencegahan penyebaran dari strain STEC ini.