PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA

Kolaborasi presidentil dan multi partai tidak menghadirkan pemerintahan yang baik, hal itu tercemin dari praktek hubungan antar lembaga kepresidenan dan lembaga praktek legislatif yang berjalan tidak sesuai dengan jiwa undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 selanjutnya. (disebut...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: H. KUSWANTO, 030943102
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2011
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/38651/1/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-7.abstr-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/38651/2/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/38651/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.38651
record_format dspace
spelling id-langga.386512016-08-29T10:16:36Z http://repository.unair.ac.id/38651/ PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA H. KUSWANTO, 030943102 JF Political institutions (General) K3184-3188 Form and structure of government Kolaborasi presidentil dan multi partai tidak menghadirkan pemerintahan yang baik, hal itu tercemin dari praktek hubungan antar lembaga kepresidenan dan lembaga praktek legislatif yang berjalan tidak sesuai dengan jiwa undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 selanjutnya. (disebut UUD NRI 1945). Wacana mengenai penyederhanaan Partai Politik terus menggelinding dan menjadi salah satu isu utama sekarang ini. Jumlah Partai Politik di Indonesia tampaknya akan kembali disederhanakan untuk membuat proses politik lebih efektif. Wacana penyederhanaan Partai Politik mencuat kembali bersamaan dengan adanya tarik menarik kepentingan terkait dengan pembahasan revisi UU No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Wacana dimaksud ditekankan kepada peningkatan Parliamentary Threshold (PT) dari 2,5 persen menjadi 5 persen dari total jumlah suara dalam pemilu. Batas minimal dimaksud diatur dalam Pasal 202 ayat (1) UU No. 10 tahun 2008 tentang pemilu. Dengan ketentuan ini parpol yang tidak memperoleh suara minimal 2,5 persen tidak berhak untuk mempunyai perwakilan di DPR, Dengan demikian suara yang diperoleh parpol tersebut dianggap hangus. 2011-06 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/38651/1/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-7.abstr-k.pdf text id http://repository.unair.ac.id/38651/2/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-full%20text.pdf H. KUSWANTO, 030943102 (2011) PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA. Thesis thesis, UNIVERSITAS AIRLANGGA. http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic JF Political institutions (General)
K3184-3188 Form and structure of government
spellingShingle JF Political institutions (General)
K3184-3188 Form and structure of government
H. KUSWANTO, 030943102
PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
description Kolaborasi presidentil dan multi partai tidak menghadirkan pemerintahan yang baik, hal itu tercemin dari praktek hubungan antar lembaga kepresidenan dan lembaga praktek legislatif yang berjalan tidak sesuai dengan jiwa undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 selanjutnya. (disebut UUD NRI 1945). Wacana mengenai penyederhanaan Partai Politik terus menggelinding dan menjadi salah satu isu utama sekarang ini. Jumlah Partai Politik di Indonesia tampaknya akan kembali disederhanakan untuk membuat proses politik lebih efektif. Wacana penyederhanaan Partai Politik mencuat kembali bersamaan dengan adanya tarik menarik kepentingan terkait dengan pembahasan revisi UU No. 2 tahun 2008 tentang Partai Politik. Wacana dimaksud ditekankan kepada peningkatan Parliamentary Threshold (PT) dari 2,5 persen menjadi 5 persen dari total jumlah suara dalam pemilu. Batas minimal dimaksud diatur dalam Pasal 202 ayat (1) UU No. 10 tahun 2008 tentang pemilu. Dengan ketentuan ini parpol yang tidak memperoleh suara minimal 2,5 persen tidak berhak untuk mempunyai perwakilan di DPR, Dengan demikian suara yang diperoleh parpol tersebut dianggap hangus.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author H. KUSWANTO, 030943102
author_facet H. KUSWANTO, 030943102
author_sort H. KUSWANTO, 030943102
title PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
title_short PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
title_full PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
title_fullStr PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
title_full_unstemmed PENYEDERHANAAN PARTAI POLITIK DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL DI INDONESIA
title_sort penyederhanaan partai politik dalam sistem pemerintahan presidensiil di indonesia
publishDate 2011
url http://repository.unair.ac.id/38651/1/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-7.abstr-k.pdf
http://repository.unair.ac.id/38651/2/gdlhub-gdl-s2-2014-kuswantoh-31416-full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/38651/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681144387640229888