ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT PADA UNIT LOGISTIK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SITI KHODIJAH SEPANJANG

Pengendalian persediaan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan dengan permintaan . Pengendalian persediaan obat pada rumah sakit yang tidak dilakukan dengan baik dapat menimbulkan terjadinya kekurangan persediaan (stockout) atau penumpukkan persediaan (stagnant). Penelitian ini d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: STELLA HERLIANTINE FEBREANI, 101211131196
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2016
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/40188/1/ABSTRACT.pdf
http://repository.unair.ac.id/40188/2/FKM.170-16%20Feb%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/40188/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pengendalian persediaan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara persediaan dengan permintaan . Pengendalian persediaan obat pada rumah sakit yang tidak dilakukan dengan baik dapat menimbulkan terjadinya kekurangan persediaan (stockout) atau penumpukkan persediaan (stagnant). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengendalian persediaan obat pada logistik farmasi RS Siti Khodijah Sepanjang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional dengan melakukan observasi dan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang variabel-variabel yang diteliti. Variabel bebas penelitian adalah kebijakan pelayanan farmasi, standar prosedur operasional, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi. Variabel terikat pada penelitian ini yakni obat stagnant dan stockout. Hasil penelitian adalah persediaan obat di RS Siti Khodijah Sepanjang mengalami stagnant sebesar 38,9% dan stockout sebesar 29,3% pada periode Januari hingga September 2015. Kebijakan pelayanan farmasi rumah sakit belum mengatur perihal pendistribusian obat dan kurang mendukung pengendalian persediaan. Kegiatan perencanaan, penerimaan, pendistribusian dan penyimpanan yang dilakukan kurang efektif sehingga menyebabkan terjadinya stagnant dan stockout obat. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kebijakan pelayanan farmasi rumah sakit dan sistem manajemen logistik yang dijalankan belum efektif sehingga terjadinya stagnant dan stockout obat. Disarankan agar penambahan poin kebijakan untuk dapat mendukung pengendalian persediaan, perencanaan dilakukan dengan menggunakan metode, mengoptimalkan segala kegiatan sesuai dengan standar prosedur operasional. Perlu dilakukan evaluasi terhadap seluruh kegiatan manajemen pengelolaan persediaan obat selain audit keuangan yang dilakukan.