POLA PERAWATAN KESEHATAN DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEMATIAN BAYI DI KALANGAN KELUARGA PETANI YANG BEKERJA DI SEKTOR PERKEBUNAN RAKYAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola perawatan kesehatan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kematian bayi di kalangan keluarga buruh perkebunan. Termasuk tentang bagaimana persiapan menyongsong kela~iran dan pemanfaatan fasilitas kesehatan modern. Lokasi penelitian secara...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Other NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
1994
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/41074/7/abstrakFQ10.pdf http://repository.unair.ac.id/41074/1/FQ10.pdf http://repository.unair.ac.id/41074/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola perawatan kesehatan dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kematian bayi di kalangan keluarga buruh perkebunan. Termasuk tentang bagaimana persiapan menyongsong kela~iran dan pemanfaatan fasilitas kesehatan modern. Lokasi penelitian secara purposive ditetapkan di desa Pandansari, kecamatan Ponco Kusumo, kabupaten Malang. Informasi yang dikumpulkan secara in-depth adalah data kualitatif. Tipepenelitian yang dilakukan adalah studi deskriptif. Secara rinci, beberapa temuan pokok yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) karakteristik keluarga buruh perkebunan yang salah satu atau lebih bayinya meninggal umumnya secara ekonomi miskin, rentan, tidak berdaya, lemah jasmani dan kurang berpendidikan; (2) keluarga buruh perkebunan umumnya tidak melakukan persiapan khusus untuk menyongsong kelahiran bayi nya r (3) keluarga buruh perkebunan umumnya telah menyadari pemberian AS1 kepada bayi mereka. Tetapi, sayang hal i tu tidak didukung oleh kebersihan puting susu dan pemberian makanan yang sehat bagi bayinya; (4) kehadiran fasilitas dan petugaspelayanan kesehatan modern tampaknya masih belum begitu memasyarakat di kalangan keluarga buruh perkebunan. Apabila bayi mereka sakit, selain mencoba menyembuhkannya sendiri dengan cara meminurn jarnu sawan, biasanya kaum buruh perkebunan lebih senang memeriksakannya ke orang pintar atau orang sepuh daripada ke pusat pelayanan kesehatan modern; dan (5) walau masih harus diuji lebih lanjut, penelitian ini pada tingkat elementer telah menemukan indikasi bahwa di kalangan keluarga buruh perkebunan bayi-bayi yang rneninggal dunia umumnya disebabkan oleh tingkat kesehatan ibu yang tidak memenuhi syarat, tingkat pendidikannya yang rendah serta kemelaratan yang menghimpit kehidupan mereka. |
---|