KONFLIK ANTAR ANGGOTA PERGURUAN PENCAK SILAT (Studi tentang Konflik Antara Anggota Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Terate dan Anggota Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati (PSH) Tunas Muda Winongo di Madiun)

Penelitian ini be~udul Konflik Antar Anggota Perguruan Pencak Silat (Studi Tentang Konftik Antara Anggota Perguruan Pencak Silat PSH Terate dan Anggota PSH Tunas Muda Winongo di Madiun). Sedangkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:(1) bagaimana bentukbentuk konflik dan kedua per...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: IVANA IZATANTI, 070116482
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Published: 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/48804/7/S%2042-05%20Iza%20k.pdf
http://repository.unair.ac.id/48804/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Description
Summary:Penelitian ini be~udul Konflik Antar Anggota Perguruan Pencak Silat (Studi Tentang Konftik Antara Anggota Perguruan Pencak Silat PSH Terate dan Anggota PSH Tunas Muda Winongo di Madiun). Sedangkan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:(1) bagaimana bentukbentuk konflik dan kedua perguruan pencak silat tersebut.(2) apa yang menjadi akar permasalahan konflik antara anggota perguruan pencak silat PSH Terate dan anggota perguruan pencak silat PSH Tunas Muda Winongo di Madiun. (3) bagaimana resolusi konflik yang selama ini digunakan dan sejauh mana resolusi konflik itu diterapkan. Dalam penelman tentang konflik antara anggota PSH T erate dan anggota PSH Tunas Muda Winongo bisa disimpulkan beberapa hasil dan penelitian sebagai benkut. Pertama, bentuk-bentuk konflik dan dua perguruan pencak silat itu dapat dikategonkan menjadi dua, yaitu konflik yang bersifat laten (pemisahan pergaulan pemuda dan pelabelan terhadap suatu wilayah) dan konflik yang bersitat manifes (kekerasan sebagai salah satu penyelesaian konflik). Kedua, akar permasalahan konflik antara anggota perguruan pencak silat PSH Terate dan anggota PSH Tunas Muda Winongo salah satunya disebabkan oIeh perebutan identitas "Ke-Selia Hati-an-dan mengklaim sebagai pembawa nilai dan ajaran asli "Setia Hati-. Perebutan kepemilikan identitas "Setia Hati" inilah yang memunculkan sentimen-sentimen antar anggota kedua perguruan tersebut yang pada akhimya selalu menjadi penyebab te~adinya perkelahian antar anggota kedua perguruan silat SH Winongo dengan SH Terate dimanapun mereka berada. Ketiga. konflik antara anggota perguruan pencak silat PSH Terate dan anggota PSH Tunas Muda Winongo selalu diwamai persepsi negatif terhadap pihak lawan. Anggota PSH Terate menganggap yang memulai konflik dan pihak anggota PSH Tunas Muda Winongo, begitu sebaliknya. Keempat, pengurus/elit perguruan pencak silat PSH Terate dan PSH Tunas Muda Winongo menyepakati lewat maldumat "Kami adalah Satu". Keduanya menegasnya masalahnya selesai/final dan mempunyai komitmen tetap satu. Akan tetapi dengan adanya maldumat itu konflik antara anggota perguruan pencak silat PSH Terate dan PSH Tunas Muda Winongo masih senng te~adi, artinya penyelesaian konflik hanya pada tataran permukaan saja (tingkat elit/pengurus perguruan pencak silat) betum sampai pada tingkat bawah (glass root). Kelima, pemahaman bahwa manusia mernpakan makhluk yang mandin akan membawa kita kepada pemahaman bahwa ketika berkonflik manusia akan menggunakan kemandiriannya dalam mendesain bagaimana cara berkonflik dan bagaimana cara membuat resolusinya. Semua tergantung bagaimana mereka menginterpretasikan konflik itu sendin. Ketika masing-masing kelompok mengklaim bahwa ajarannya yang paling benar dan perebutan identitas "Setia Hati-maka konflik akan terns ada dan bersifat Iaten yang suatu saat akan muncul kembali. Untuk bisa mencapai kondisi damai harus dijembatani dengan komunikasi karena dengan jalan komunikasi individu bisa saling bertukar persepsi dan memperbaiki persepsinya sehingga tidak memunculkan berbagai prasangka.