PENYALURAN PEMBIAYAAN DENGAN SISTEM BAGI HASIL DAN RISIKO NASABAH TERHADAP PEMBIAYAAN BERMASALAH DI LINGKUNGAN BANK MUAMALAT INFONESIA
Kesimpulan. a. ~erbankan dengan syariat Islam sebagai landasan operasionalnya senantiasa menghadapkan did pada asas yang paling mendasar, yaitu kebersamaan dan keadilan . Oleh karena itu hubungan antara bank selaku penanam modal dalam suatu usaha produktif dan bernilai ekonomis dengan nasabah debit...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
1996
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/58146/1/KK%20Per%202189.96%20Ari%20P%281996%29.pdf http://repository.unair.ac.id/58146/ http://lib,unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Kesimpulan.
a. ~erbankan dengan syariat Islam sebagai landasan operasionalnya senantiasa menghadapkan did pada asas yang paling mendasar, yaitu kebersamaan dan keadilan . Oleh karena itu hubungan antara bank selaku penanam modal dalam suatu usaha produktif dan bernilai ekonomis dengan nasabah debitor selaku pengelola dana yang sekaligus sebagai pemegang amanah adalah sejajar sebagai Mitra keJja, di mana kedudukan pihak yang satu tidak lebih tinggi dan lebih kuat dari pihak yang lain. Di samping itu, setelah sekian lama BM! beroperasi di Indonesia dengan senantiasa berusaha mengedapankan syariat Islam, ternyata bahwa ketentuan-ketentuan dalam syariat Islam tersebut tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya secara murni. lni disebabkan antara lain karena pihak bank selalu terbentur pada aspek kehati-hatian dan kesehatan bank. Disamping itu, ide dasar yang melatarbelakangi diciptakannya mekanisme perbankan dengan metode yang dianggap kurang lazim ini berakar pada kepentingan bisnis, sementara kineJjanya adalah syariat Islam. Perbenturan antara dua kepentingan inilah dalam praktek mau tidak mau akhirnya melahirkan dilema berkepanjangan bagi B:MI. Iklim yang sedemikian ini pada gilirannya akan mengurangi porsi penyaluran fasilitas pembiayaan bagi pengusaha golongan ekonomi mcnengah ke bawah, yang notabene merupakan obyek yang menjadi prioritas dalam misi usaha BMI.
b. Oi lingkungan BMI, keuntungan yang diperoleh oleh nasabah penyimpan dana dari waktu ke waktu tidak pasti dan tidak tetap besarnya. Bahkan, dalam keadaan yang paling ekstrim misalnya, yaitu apabila bank tidak memperoleh pendapatan sarna sekali untuk dapat dibagikan kepada nasabah penyimpan dana sebagai akibat dari gagalnya bank melaksanakan amanah dalam rangka penyaluran dana kepada masyarakat, nasabah bisa berbagi kerugian dengan bank, artinya, dana yang disimpannya di bank bisa menjadi berkurang. Walau demikian, karena konsekuensi yang sedemikian besar bagi nasabah tersebut masih sulit untuk diterapkan di Indonesia, maka BMI mengambil kebijakan, yaitu memberikan nisbah keuntungan kepada para nasabahnya sebesar 0%, sementara dana yang diamanatkan kepada bank jumlahnya tidak akan berkurang. |
---|