KLASIFIKASI KARBAPENEMASE DARI ESCHERICHIA COLI DENGAN MODIFIED HODGE TEST, ASAM NATRIUM MERKAPTOASETAT, DAN ASAM AMINOFENIL BORONAT
Obyektif: Resistensi Escherichia coli terhadap karbapenem menyebabkan sulitnya penanganan pasien infeksi. Karbapenemase sulit dideteksi dengan uji kepekaan rutin. Konfirmasi karbapenemase memiliki peran yang sangat penting dalam strategi terapi infeksi. Sistem semi-otomatis BD Phoenix yang diguna...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2016
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/67109/1/TMBK%2003-17%20Sut%20k%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/67109/2/TMBK%2003-17%20Sut%20k%20fulltext.pdf http://repository.unair.ac.id/67109/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Obyektif: Resistensi Escherichia coli terhadap karbapenem menyebabkan
sulitnya penanganan pasien infeksi. Karbapenemase sulit dideteksi dengan uji
kepekaan rutin. Konfirmasi karbapenemase memiliki peran yang sangat penting
dalam strategi terapi infeksi. Sistem semi-otomatis BD Phoenix yang digunakan
di laboratorium hanya memberikan peringatan untuk bakteri yang berpotensi
menghasilkan karbapenemase. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan
konfirmasi E. coli yang berpotensi menghasilkan karbapenemase dengan
kombinasi metode fenotipik, yaitu Modified Hodge Test (MHT), asam natrium
merkaptoasetat (Sodium Mercaptoacetic Acid; SMA), dan asam aminofenil
boronat (3-aminophenylboronic acid; PBA), sekaligus mengelompokkannya
menurut klasifikasi Ambler.
Metode: Isolat Escherichia coli dari spesimen urin periode 23 Agustus 2016
sampai 4 Oktober 2016 yang berpotensi menghasilkan karbapanemase menurut
sistem semi-otomatis BD Phoenix diuji dengan MHT, SMA, dan PBA. Isolat
digolongkan menjadi penghasil karbapenemase dan bukan penghasil
karbapenemase. Isolat penghasil karbapenemase digolongkan menurut klasifikasi
Ambler.
Hasil: Dari 30 isolat, hanya 26 isolat (86,7%) yang benar-benar menghasilkan
karbapenemase. Hasil klasifikasi metode fenotipik mengelompokkan 25 isolat
sebagai penghasil karbapenemase Ambler B, dan 1 isolat sebagai penghasil
karbapenemase Ambler D.
Kesimpulan: Deteksi karbapenemase yang diproduksi oleh isolat Escherichia
coli menggunakan sistem semi-otomatis BD Phoenix melebihi angka sebenarnya
(over-diagnosis). Konfirmasi karbapenemase sebaiknya dilakukan dengan
kombinasi uji fenotipik MHT, SMA, dan PBA. Uji fenotipik dapat
mengelompokkan karbapenemase menurut Ambler karena proses deteksi
karbapenemase yang berbeda sehingga ketiga uji tersebut dapat saling
melengkapi. |
---|