BUDAYA MENGAJAR SISWA SEKOLAH LUAR BIASA TUNAS KASIH KELURAHAN JERUK, KECAMATAN LAKARSANTRI, KOTA SURABAYA
Budaya mengajar siswa disabilitas penting untuk diteliti karena siswa disabilitas lebih mandiri melalui pendidikan formal di Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Rumusan masalah penelitian yang pertama:bagaimana kurikulum dan variasi disabilitas di...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian English |
Published: |
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/79542/1/ABSTRAK_Fis.ANT.62%2018%20Wat%20b.pdf http://repository.unair.ac.id/79542/2/FULLTEXT_Fis.ANT.62%2018%20Wat%20b.pdf http://repository.unair.ac.id/79542/3/JURNAL_Fis.ANT.62%2018%20Wat%20b.pdf http://repository.unair.ac.id/79542/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian English |
Summary: | Budaya mengajar siswa disabilitas penting untuk diteliti karena siswa disabilitas
lebih mandiri melalui pendidikan formal di Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih
Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya. Rumusan masalah
penelitian yang pertama:bagaimana kurikulum dan variasi disabilitas di Sekolah
Luar Biasa Tunas Kasih Lakarsantri Surabaya, keduabagaimana budaya mengajar
siswa di Sekolah Luar Biasa Tunas Kasih Lakarsantri Surabaya. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode etnografi. Teknik pengumpulan data
dengan observasi partisipasi dan wawancara mendalam kepada 10 informan.
Teknik analisis data secara kualitatif dengan teori belajar. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan budaya mengajar guru tidak semua menggunakan kurikulum 13
pada siswa disabilitas SD, SMP dan SMA. Kurikulum 13 sebagai wujud sistem
budaya yang digunakan pedoman dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan
variasi disabilitas (tunagrahita, downsyndrome, tunarungu, tunawicara, autis) dan
kemampuan siswa. Budaya mengajar pada siswa disabilitas untuk tingkat SD,
SMP, SMA lebih fokus pada praktik. Bentuk praktik budaya mengajar ini relatif
sama untuk siswa disabilitas tingkat SD, SMP, SMA yaitu berhitung (pengenalan
angka dan menjumlahkan angka), membaca (pengenalan huruf dan membaca
kalimat), menulis (menyalin kalimat sampai satu halaman), mencuci motor,
mengecat bangku, sholat berjamaah, olahraga, menyulam taplak meja, mewarnai
dan menari. |
---|