Isolasi dan Karakterisasi Residu Kolagen Melalui Proses Perendaman Metanol dan Air dari Teripang (Paracaudina australis)
Isolasi kolagen merupakan suatu teknik pengambilan kolagen dari makhluk hidup menggunakan metode perendaman ataupun ekstraksi. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah teripang (Paracaudina australis) yang direndam menggunakan metanol dan air pada suhu ruang setelah dilakukan tahap depro...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/91245/1/TBPK.%2004-19%20Nau%20i%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/91245/2/TBPK.%2004-19%20Nau%20i%20DAFTAR%20ISI.pdf http://repository.unair.ac.id/91245/3/TBPK.%2004-19%20Nau%20i%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.unair.ac.id/91245/4/TBPK.%2004-19%20Nau%20i%20BR.pdf http://repository.unair.ac.id/91245/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Isolasi kolagen merupakan suatu teknik pengambilan kolagen dari
makhluk hidup menggunakan metode perendaman ataupun ekstraksi. Pada
penelitian ini sampel yang digunakan adalah teripang (Paracaudina australis)
yang direndam menggunakan metanol dan air pada suhu ruang setelah dilakukan
tahap deproteinasi non kolagen. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui total
rendemen dan karakteristik residu kolagen teripang (Paracaudina australis) yang
dihasilkan dari proses perendaman menggunakan metanol dan air. Tahapan
dilakukan dengan cara merendam sampel terlebih dahulu pada larutan NaOH
0,1M selama 2 hari yang berfungsi sebagai tahap deproteinasi non kolagen.
Selanjutnya, dilakukan proses perendaman kolagen menggunakan metanol 70%,
metanol 99%, dan air dengan perbandingan 1:1,5 (b/v) selama 3 hari. Berdasarkan
hasil hasil rendemen yang diperoleh dari residu kolagen A (proses menggunakan
pelarut metanol 70%), B (proses menggunakan pelarut metanol 99%), dan C
(proses menggunakan pelarut air) berturut-turut (4,47±0,23)%; (4,73±0,23)% dan
(4,20±0,00)%. Pada analisis gugus fungsi menggunakan FT-IR, semua produk
hasil ekstraksi teridentifikasi adanya kolagen. Namun, dalam proses isolasi
kolagen yang telah dilakukan, penggunaan air memiliki sifat paling efektif dalam
mengikat kolagen. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis total komposisi asam
amino menggunakan HPLC yaitu (9,20±0,00) g/kg, sedangkan kolagen A dan B
berturut-turut (7,76±0,00) g/kg dan (3,52±0,00) g/kg. Hal ini juga didukung
dengan hasil analisis morfologi kolagen menggunakan SEM, yang menunjukkan
bahwa kolagen C memiliki komposisi partikel lebih padat dibandingkan kolagen A dan B. |
---|