UJI IN VITRO : POTENSI AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI EKSTRAK BUAH CIPLUKAN (Physalis minima L.) PADA Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Penggunaan antibiotik secara terus menerus secara asal asalan dapat menimbulkan resistensi, seperti Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Pada tahun 2004 sampai 2006, sekitar 77%...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/92501/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/92501/2/daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/92501/3/daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/92501/4/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/92501/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English English English |
Summary: | Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan berbagai
manifestasi klinis. Penggunaan antibiotik secara terus menerus secara asal asalan dapat
menimbulkan resistensi, seperti Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
Pada tahun 2004 sampai 2006, sekitar 77% infeksi nosokomial di korea disebabkan oleh
MRSA dan di Taiwan ditemukan sebanyak 55%. Di Indonesia pada tahun 2006 prevalensi
terjadinya infeksi akibat MRSA sebanyak 23,5%. Tumbuhan Physalis minima L. adalah
salah satu dari famili dari solanaceae. Tumbuhan Physalis minima L. diketahui memiliki
aktivitas mikroba terhadap bakteri Gram positif dan gram negatif. Kandungan senyawa
kimia dari buah Physalis minima diantaranya adalah flavonoid dan physialin. Tujuaan
penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi
bunuh minimum (KBM) ekstrak buah ciplukan (Physalis minima L.) pada bakteri
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Penelitian dilakukan dengan
mengukur Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) melalui uji dilusi dengan media Mueller-
Hinton broth. Ekstrak buah Ciplukan (Physalis minima L.) dilarutkan dalam aquades, dan
dituangkan ke dalam tabung uji dengan konsentrasi tertentu (0.9 g/mL (90%) ; 0.3 g/mL
(45%); 0.15 g/mL (22.5%); 0.075 g/mL (11.25%), dan 0.0375 g/mL (5.625%). Setelah
diinkubasi selama 24 jam, bakteri dalam tabung uji ditanam pada nutrient agar plate, untuk
menentukan Konsentrasi Bunuh Minimal (KBM). Replikasi dalam penelitian ini dilakukan
lima kali. Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) tidak dapat ditentukan, karena larutan
dalam tabung uji dilusi bewarna sehingga kekeruhan tidak bias diamati. Konsentrasi Bunuh
Minimal (KBM) dari ekstrak buah Ciplukan (Physalis minima L.) terhadap Methicillinresistant
Staphylococcus aureus adalah 0.9 g/ml (90%). Diperlukan penelitian lebih lanjut,
terutama eksperimen in vivo. |
---|