Analisa Efek Regional Scalp Block Dengan Ropivacaine 0,5% Pre Incisi Sebagai Analgesia Preemptif Pada Operasi Kraniotomi
Latar belakang: Penelitian menunjukkan lebih dari 55% pasien melaporkan nyeri sedang hingga berat sampai dengan 48 jam pasca operasi kraniotomi. Penggunaan fentanyl merupakan pilihan untuk menangani nyeri akut tetapi memiliki efek samping merugikan. Teknik blok regional dengan anestesi lokal dapat m...
Saved in:
Summary: | Latar belakang: Penelitian menunjukkan lebih dari 55% pasien melaporkan nyeri sedang hingga berat sampai dengan 48 jam pasca operasi kraniotomi. Penggunaan fentanyl merupakan pilihan untuk menangani nyeri akut tetapi memiliki efek samping merugikan. Teknik blok regional dengan anestesi lokal dapat menjadi pilihan tatalaksana nyeri pasca operasi kraniotomi. Tujuan: Menganalisis efek kombinasi regional scalp block (RSB) menggunakan ropivacaine 0,5% sebelum insisi dibandingkan dengan anestesi umum saja terhadap skala nyeri dan jumlah kebutuhan opioid selama 24 jam pasca operasi kraniotomi. Metode: analitik experimental single blind randomized. Terdapat 2 kelompok perlakuan, diberikan kode khusus yang tidak diketahui oleh pasien. Pasien usia 18- 64 tahun dengan GCS 15 dan status fisik ASA 1-3 yang menjalani operasi kraniotomi di Gedung Bedah Sentral RSAL Dr. Ramelan. Hasil: Rerata pada kelompok RSB (44.28±17.18) lebih kecil dibandingkan dengan kelompok tanpa RSB (150.00±67.70). Secara statistik, rerata total dosis fentanyl berbeda bermakna (p=0.017). Kelompok RSB bermakna mengurangi nyeri pada
waktu 30menit (p=0.009), 1 jam (p=0.003), 2jam (p=0.003), 4 jam (p=0.001), 8 jam (p=0.050), dan 12 jam (p=0.003) pasca operasi. Tidak terdapat perbedaan skala nyeri yang bermakna (p=0.393) pada 24 jam pasca operasi antara kelompok RSB (1.85±0.69) dibandingkan kelompok tanpa RSB (2.29±0.95). Kesimpulan: Penggunaan anestesi umum kombinasi RSB mengunakan ropivacainee 0,5% prainsisi pada pasien operasi kraniotomi lebih efektif dalam menurunkan skala nyeri sampai dengan 12 jam pascaoperasi dan membutuhkan dosis akumulasi fentanyl lebih sedikit dalam interval 24 jam pascaoperasi kraniotomi dibandingkan dengan anestesi umum tanpa RSB. |
---|