Mekanisme Survival Pengrajin Tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya Dalam Menghadapi Persaingan Antar Pengrajin
Kebutuhan konsumi masyarakat Indonesia akan tempe setiap tahun meningkat. Hal ini membuat banyak munculnya pengrajin baru dan pengrajin lama untuk tetap mempertahankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme survival pengrajin tempe dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini m...
Saved in:
Summary: | Kebutuhan konsumi masyarakat Indonesia akan tempe setiap tahun meningkat. Hal ini membuat banyak munculnya pengrajin baru dan pengrajin lama untuk tetap mempertahankan usahanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme survival pengrajin tempe dalam menghadapi persaingan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling yakni mengumpulkan suatu data dari informan atau narasumber yang dianggap memiliki atau meguasai permasalahan yang akan dikaji. Teknik pengumpulan data yakni wawancara mendalam, observasi lapangan, studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini bahwa mekanisme survival yang dimiliki setiap pengrajin satu dengan yang lain berbeda. Mengikat sabuk lebih kencang pengrajin tempe Tenggilis Mejoyo Surabaya dengan melihat jumlah produksi dan banyaknya tenaga kerja yang dimiliki. Strategi alternative subsistensi pengrajin tempe Surabaya yakni memiliki variasi produk olahan tempe seperti kripik tempe, mendoan, brownis tempe, dan nugget tempe. Jaringan yang dimiliki pengrajin tempe tenggilis mejoyo meliputi eksternal dan internal. Jaringan eksternal atas peran Disperindag yang juga sebagai modal sosial, sedangkan jaringan internal yakni koprasi kampung tempe dan grup Facebook yang bernama Solidaritas Pengrajin Tempe Pekalongan (SPTP). Modal sosial yang terdiri dari nilai norma dan jaringan, kepercayaan berperan dalam strategi kelompok pengrajin tempe. Jenis persaingan antar pengrajin yakni persaingan produk, harga dan pelanggan. Hubungan tidak cukup baik terlihat pada ketidaksukaan para pengrajin tempe lokal kepada pengrajin tempe non lokal karena penggunaan air sungai yang membuat buruk citra kampung tempe. |
---|