UPAYA MENCEGAH KEPUNAHAN BURUNG ELANG DENGAN INSEMINASI BUATAN: Evaluasi Breeding Season Burung Elang yang Dipelihara di Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta

• Main Author: , Edi Boedi Santosa, Prabowo Purwono Putro, Mahmud Asvan, Nur Fitr
• Format: Article NonPeerReviewed
• Published: [Yogyakarta] : Lembaga Penelitian UGM 2003
• Online Access: https://repository.ugm.ac.id/92828/; http://repository.ugm.ac.id/digitasi/index.php?module=cari_hasil_full&idbuku=584
• Institution: Universitas Gadjah Mada

Salah satu fungsi Kebun binatang adalah sebagai lembaga konservasi ex situ, untuk mengembangbiakkan satwa-satwa yang dipelihara di tempat tersebut. Salah satu satwa yang dipelihara di kebun binatang adalah burung elang yang populasinya di alam semakin menurun dan terancam punah. Untuk dapat mengembangbiakkan burung elang di luar habitatnya dengan menggunakan teknik inseminasi buatan, maka perlu dilakukan evaluasi waktu birahi burung elang yang dipelihara di kebun binatang. Mengetahui saat birahi burung elang akan memudahkan peneliti untuk mengembangbiakan burung tersebut di habitat ex situ. Tiga ekor elang Jawa (Spizaellis bartelsi) betina dewasa, dan satu ekor elang jawa jantan serta 4 ekor elang Bido (Spilornis cheela) betina dewasa yang dipelihara di kebun binatang digunakan sebagai hewan percobaan. Semua burung dipelihara dalam kandang individual, yang terbuat dari ram kawat dengan atap terbuat dari asbes. Setiap burung di lakukan pengamatan breeding season selama bulan Januari hingga September 2003. Pengamatan meliputi ada tidaknya perilaku birahi, perubahan morfo1ogi .kloaka serta analisa hormon testosteron, estrogen dan progesterone dalam darah. Pengamatan perilaku birahi/courtship display dilakukan tiap hari antara pukul 8-10, 12-13 dan pukul 13-16 WIB. Pengamatan morfologi kloaka dan analisa hormon testosteron, estrogen dan progesterone dilakukan satu bulan sekali. Analisa hormon dilakukan dengan metode radio imuno assay (RIA). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa elang Jawa jantan menunjukkan tanda tanda birahi antara bulan April dan Mei, ditandai dengan adanya perilaku birahi, peningkatan hormon testosteron dan perubahan morfologi kloaka. Perilaku birahi yang tampak berupa kegelisahan, adanya peningkatan frekwensi bersuara kwiik dan adanya perubahan morfologi kloaka yang membesar, memerah dan basah. Kadar hormon testosteron pada bulan tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan yang lain. Semua elang betina yang dipelihara di Kebun binatang Gembira Loka Yogyakarta hingga bulan September 2003 belum menunjukkan tanda-tanda birahi. Selama penelitian elang betina tampak tenang, dan kloaka masih tampak pucat dan kering. Pola hormon estrogen dan progesterone dalam darah juga tidak mengindikasikan adanya perkembangan folikel dan tanda-tanda ovulasi. Selama penelitian juga tidak ditemukan adanya telur yang dihasilkan oleh elang betina. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa elang Jawa jantan yang dipelihara di Kebun Binatang Gembira Loka menunjukkan birahi antara bulan April dan Mei, sedangkan burung elang Jawa dan Bido betina belum menunjukkan tanda-tanda birahi dan belum menghasilkan telur.