DESIGN OF WATER TREATMENT SYSTEM IN KALIMENINTING WEST LOMBOK
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan dalam memenuhi target Millenium Development Goals (MDG’s) terkait Universal Access untuk air minum di Kabupaten Lombok Barat, PDAM Giri Menang harus senantiasa memperluas cakupan pelayanan. Berdasarkan RI SPAM Kabupaten Lombok Barat, hingga tahun 202...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Final Project |
Language: | Indonesia |
Online Access: | https://digilib.itb.ac.id/gdl/view/42381 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Institut Teknologi Bandung |
Language: | Indonesia |
Summary: | Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan dalam memenuhi target Millenium
Development Goals (MDG’s) terkait Universal Access untuk air minum di Kabupaten
Lombok Barat, PDAM Giri Menang harus senantiasa memperluas cakupan pelayanan.
Berdasarkan RI SPAM Kabupaten Lombok Barat, hingga tahun 2025 ditargetkan 80%
penduduk pedesaan mendapatkan akses terhadap air bersih atau dibutuhkan penambahan
sekitar 426.541 jiwa atau kenaikan sebesar 16,1%/tahun. Dalam mewujudkan kenaikan
tingkat pelayanan, PDAM Giri Menang melakukan pembukaan sumber air baru yaitu berasal
dari Kali Meninting, Kecamatan Gunungsari. Pihak BBWS NTB selaku pengelola wilayah
sungai memberikan izin pengambilan air yaitu 200 lps untuk dikelola sebagai sumber air
minum. Lokasi prioritas alokasi air yaitu Kecamatan Gunungsari dan Batulayar yang
merupakan daerah dengan masalah debit air yang kurang yang dikhawatirkan dapat
menganggu aktivitas perekonomian kawasan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Selain kuantitas, diperiksa pula kualitas dari air baku. Berdasarkan hasil uji lab yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, ada beberapa parameter yang
belum memenuhi baku mutu sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no. 492 tahun 2010
tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yaitu terkait dengan coliform, warna, serta
kekeruhan. Unit yang diperlukan untuk mengolah air dengan kualitas tersebut adalah unit
koagulasi, flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi dengan pembubuhan desinfektan dengan praklorinasi
dan post-klorinasi. Pengolahan lumpur yang merupakan hasil sampingan akan
diolah menggunakan gravity thickener dan belt filter press. Direncanakan pula lokasi instalasi
akan berada didaerah penimbung dengan jarak dari intake sekitar 2260 m. Dengan adanya
pengolahan ini diharapkan hasil air yang akan didistribusikan sesuai dengan peraturan
Menteri Kesehatan no.492 Tahun 2010. |
---|