Peranan Antioksidan Bawang Putih (Allium sativum) Sebagai Hepatoprotektor
Bawang putih telah digunakan di seluruh dunia sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa macam penyakit dan diketahui dapat menetralisir radikal bebas (oksidan), mempunyai kemampuan sebagai peredam bahan yang bersifat oksidan pada set tubuh. Sari bawang putih dapat melindungi membran biologis...
Saved in:
Summary: | Bawang putih telah digunakan di seluruh dunia sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa macam penyakit dan diketahui dapat menetralisir radikal bebas (oksidan), mempunyai kemampuan sebagai peredam bahan yang bersifat oksidan pada set tubuh. Sari bawang putih dapat melindungi membran biologis mikrosom hati tikus dari peroksidasi lipid yang dilakukan secara in vitro. Pemberian sari bawang putih dengan dosis 10 g/kg berat badan yang diberikan selama 8 hari berturut-turut dapat melindungi hati dari keracunan karbon tetraklorida (CCl4). Bagaimana mekanisme peranan bawang putih sebagai hepatoprotektor ternyata sampai saat ini belum diketahui dengan jelas. Ketidakseimbangan aktivitas oksidan, radikal bebas dan antioksidan dapat mendasari beberapa keaadaan patologis. Dalam usaha untuk mengurangi keadaan patologis yang disebabkan ketidakseimbangan oksidan, radikal bebas dan antioksidan per1u diketahui bagaimana antioksidan itu dapat mencapai keadaan yang berimbang dengan oksidan dan radikal bebas. lnduksi peroksidasi lipid yang akan menghasilkan kerusakan hati dapat menggunakan CCl4 sebagai bahan hepatotoksik. Peroksidasi iipid yang terjadi pada membran sel akan menghasilkan produk yang stabil yaitu malondialdehida (MDA). Pengukuran kadar MDA dapat menggunakan thiobarbituric acid test (TBA Test). Adanya kerusakan hati dapat dilihat dari kadar glutamate pyruvate transaminase (GPT) serum yang semakin meningkat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran bawang putih sebagai antioksidan dan hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi dengan CCl4. |
---|