PEMANFAATAN TEPUNG JANGKRIK SEBAGAI SUBSTITUSI PEPTON UNTUK MEDIA PERTUMBUHAN BAKTERI Stllphylococcus aureus
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat tepung jangkrik sebagaai bahan substitusi pepton atau sumber protein untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aures pada media nutrien agar. Dalam penelitian digunakan 27 cawan petri yang diisi dengan media Nutrien Agar meliputi 3 perlakuan dan 9 ul...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian |
Published: |
2000
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/49138/1/KK%20KH%2075%2001%20Fir%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/49138/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian |
Summary: | Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat tepung jangkrik sebagaai bahan substitusi pepton atau sumber protein untuk pertumbuhan bakteri Staphylococcus aures pada media nutrien agar.
Dalam penelitian digunakan 27 cawan petri yang diisi dengan media Nutrien Agar meliputi 3 perlakuan dan 9 ulangan. Perlakuan pertama adalah media Nutrien Agar dengan pepton sebagai sumber protein. Perlakuan kedua adalah media Nutrien Agar dengan tepung jangkrik sebagai substitusi pepton (sumber protein) dan perlakuan ketiga suspensi tepung jangkrik sebagai sumber protein. Penanaman bakteri Staphylococcus aureus menggunakan cara tuang yang diinkubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Penghitungan jumlah kuman mengacu pada met ode KOCH.
Parameter yang dipakai adaiah tumbuh tidaknya dan jumlah bakteri Staphylococcus aureus pad a masing-masing perlakuan. Penghitungan jumlah bakteri dilakukan dengan cara mengalikan jumlah koloni bakteri dengan besarnya pengenceran suspensi bakteri. Data tumbuh tidaknya bakteri dianalisis dengan analisis deskriptif, sedangkan data jumiah bakteri dengan analisis sidik ragam.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tnt adalah Bakteri Staphylococcus aureus mampu tumbuh pada ketiga perlakuan yang berbeda dan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada analisis sidik ragam. |
---|