PENGUJIAN SIFAT ESTROGENIK BUBUK DAN EKSTRAK ETANOL KAKAO SECARA IN VIVO

Biji kakao selain merupakan bahan baku penting untuk makanan dan minuman, selain itu biji kakao juga merupakan sumber polifenol dan alkaloid. Beberapa senyawa polifenol diketahui berperan sebagai fitoestrogen, sehingga dimanfaatkan untuk menggantikan hormon estrogen dalam keadaan defisiensi estrogen...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ARIZA BUDI TUNJUNG SARI, 081414253006
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/69892/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/69892/2/FULLTEXT%20TK%2004-17%20Sar%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/69892/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Biji kakao selain merupakan bahan baku penting untuk makanan dan minuman, selain itu biji kakao juga merupakan sumber polifenol dan alkaloid. Beberapa senyawa polifenol diketahui berperan sebagai fitoestrogen, sehingga dimanfaatkan untuk menggantikan hormon estrogen dalam keadaan defisiensi estrogen. Penelitian ini bertujuan mempelajari potensi estrogenik pada bubuk dan ekstrak etanol kakao melalui pengujian in vivo. Tikus wistar yang diovariektomi diberi senyawa uji berupa ekstrak etanol kakao (EK) 1g/kg berat badan (BB), bubuk kakao 1g/kgBB (BK), minyak zaitun sebagai pelarut 10 ml/kgBB (K(-)), atau estradiol valerat 1mg/kgBB (K(+)) setiap hari selama tiga hari, dan dibandingkan dengan kelompok yang tidak diovariektomi (INT) yang diberi air 10 ml/kgBB. Pengamatan yang dilakukan meliputi berat uterus, lipida serum dan perilaku depresi. Setelah ovariektomi, uterus tikus mengalami penurunan berat sebanyak 42%. Efek uterotrofik estradiol valerat ditunjukkan pada kelompok K(+) dengan berat uterus yang secara signifikan lebih berat. Efek uterotrofik EK dan BK tidak signifikan, ditunjukkan dengan peningkatan berat uterus yang hanya sedikit. Kadar trigliserida secara nyata lebih tinggi pada kelompok K(+), sebagaimana kadar LDL pada kelompok EK. Waktu imobilitas yang menunjukkan perilaku depresi, tidak berbeda nyata pada periode sebelum ovariektomi, sesudah ovariektomi dan sesudah pemberian senyawa uji. Namun, pada kelompok EK terdapat penurunan rata-rata waktu imobilitas pasca administrasi senyawa uji. Pengaruh EK pada berat uterus, LDL dan waktu imobilitas mirip dengan pengaruh agonis reseptor estrogen beta (REβ). Kesimpulan dari penelitian ini adalah BK dan EK tidak bersifat estrogenik karena tidak berhasil menunjukkan efek uterotrofik, serta tidak dapat menggantikan estrogen dalam regulasi profil lipida serum darah serta depresi pasca ovariektomi